71 Tahun Merdeka, Empat Desa di NTT Masih Terisolasi
- Tofik Koban - NTT
VIVA.co.id – Masyarakat empat desa di ujung timur Pulau Flores, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, hidup terisolasi sejak Indonesia merdeka. Hingga kini, masyarakat nyaris tak menikmati hasil pembangunan negeri ini.
Jangankan untuk dapat menikmati kecanggihan teknologi, untuk keluar dari wilayah itu pun sulit. Karena kondisi jalan masuk dalam keadaan rusak berat. Dan nyaris tak bisa dilalui kendaraan.
Ke empat desa itu yakni, Desa Aransina, Desa Patisirawalang, Desa Laton Liwo Satu, dan Desa Laton Liwo Dua.
Wilayah itu baru diketahui terisolasi dari kehidupan luar saat VIVA.co.id akan menemui keluarga tiga awak kapal Indonesia, yang disandera kelompok bersenjata di perairan Filipina Selatan.
Untuk dapat sampai ke desa itu, dibutuhkan waktu sedikitnya empat jam. Padahal jarak desa dengan ibu kota kabupaten hanya sekitar 50 kilometer saja. Kondisi jalan menuju empat desa sangat buruk.
Foto: Mobil kesulitan menembus jalan menuju empat desa.
Jalanan tanah berbatu yang tak rata dalam kondisi medan berlubang-lubang terjal. Ruas jalan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat dengan tenaga besar. Perjalanan dengan jenis kendaraan itu pun tak mulus. Karena setiap meter kendaraan bisa saja terjebak di dalam lubang berlumpur dan sangat licin.
Menurut warga setempat, sangat jarang masyarakat empat desa yang mau keluar wilayah. Sebab, biaya untuk menyewa sepeda motor sekali perjalanan bisa mencapai Rp300 ribu. Jika terpaksa harus keluar desa, warga lebih memilih berjalan kaki.
"Kondisi ini sudah terjadi sejak 71 tahun terakhir. Namun hingga kini belum mendapat perhatian dari pemerintah," kata Gaspar Balik Belajar, Kepala Desa Laton Liwo belum lama ini.
Tak hanya itu saja, masyarakat empat desa juga belum pernah mendapat penerangan dari aliran listrik. Karena, tak ada sejengkal pun kabel aliran listrik PLN yang masuk ke wilayah itu.
"Sudah dilaporkan ke pemerintah daerah. Tapi belum ada perhatian serius," kata Gaspar.
Laporan Tofik Koban dari Larantuka, NTT