Menkes Ingin Penanganan Korban Vaksin Palsu Hati-hati
- VIVA.co.id / Anwar Sadat
VIVA.co.id – Kementerian Kesehatan diminta untuk mengungkapkan dengan jelas nama tempat pelayanan kesehatan pengguna vaksin palsu. Bukan dengan inisial.
Dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek, mengatakan kalau nama-nama inisial itu didapatkan dari Bareskrim. Karena itu, jika ingin diungkap, dia mau dilakukan bersama Bareskrim.
"Kami memang selaku Satgas harus bersama-sama menjelaskan dalam hal ini. Kalau betul sudah jelas, tentu kami akan melakukan langkah-langkah," kata Nila ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 13 Juli 2016.
Selain langkah pemberian hukuman kepada fasilitas kesehatan yang terlibat, Kemenkes juga akan mengambil langkah terhadap seluruh korban vaksin palsu. Namun ia mengingatkan, langkah itu tentu harus dilakukan secara hati-hati.
"Untuk anak-anak yang terkena, kita harus nilai dulu dengan pakarnya, dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Karena tidak semuanya yang diberikan itu palsu. Bukan berarti kita harus ulangi semuanya. Itu kan memerlukan pendataan yang betul-betul baik," ujar Nila.
Menteri Nila menambahkan, pemberian vaksin menyangkut fisik manusia. Karena itu, pemberian vaksin ulang tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.
"Karena ini menyangkut fisik manusia, kami tidak mungkin langsung menyuntik. Jadi kami akan nilai kembali, termasuk konten vaksin itu isinya apa, akan kami nilai kembali," kata Nila. (ase)