Mendagri: Masyarakat Harus Kontrol Perjalanan Mudik
- VIVA.co.id/ Moh Nadlir
VIVA.co.id – Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mengakui pemerintah kurang mengantisipasi ledakan arus mudik yang terjadi pada Lebaran lalu, dan terpusat pada satu titik di ruas Tol Pejagan-Brebes. Padahal, dia sudah mengirimkan radiogram ke sejumlah kepala daerah di Sumatera dan Jawa agar mengantisipasi terjadinya lonjakan arus mudik.
Tjahjo menilai, pemusatan arus mudik di jalur darat melalui Tol Pejagan-Brebes dan keluar di Gerbang Tol Brebes Timur, atau kini dikenal dengan Brebes exit dan sebagian menyebutnya 'Brexit'. Karena banyak masyarakat yang mau merasakan tol yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo awal Juni 2016 lalu itu.
“Namun memang terjadi ledakan arus mudik. Kami mohon maaf bagi masyarakat yang belum bisa nyaman. Apalagi sudah kita tambah jalan tolnya sehingga semua ingin mencoba jalan tol,” ujar Tjahjo di kantornya, Senin, 11 Juli 2016.
Menurut Tjahjo, masalah ini pasti menjadi bahan evaluasi pemerintah. Namun, di sisi lain, dia juga meminta masyarakat agar mengontrol perjalanan mudik mereka. Sebab, dari pantauan pemerintah pada arus mudik ini, karena banyak yang ingin mencoba tol, jalur Pantai Utara dan Selatan menjadi cenderung lebih sepi pengendara.
Memang pada prinsipnya, kata Tjahjo, pemerintah tak bisa melarang masyarakat mudik menggunakan kendaraan pribadi mereka. Menteri Dalam Negeri menunjuk sejumlah moda transportasi alternatif yang seharusnya bisa diandalkan, seperti kereta api dan pesawat terbang.
“Meski ternyata kedua moda tersebut telah penuh, namun masih ada kapal laut, yang malah sepi. Pengendara motor juga kan ada solusinya dengan mengangkut motornya ke daerah, namun pemudik lebih memilih menggunakan motornya,” kata Tjahjo.
Tak lupa, Tjahjo kembali meminta maaf kepada masyarakat mengenai ketidaknyamanan pada arus mudik Lebaran ini.