Menhub Tanggapi Tarif Mahal Bus Surabaya-Jakarta
- Nur Faishal/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Menteri Perhubungan (Menhub), Ignasius Jonan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Terminal Purabaya, Surabaya pada Senin malam, 11 Juli 2016. Dia menanggapi soal keluhan penumpang terkait tarif bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang kelewat mahal selama Lebaran tahun ini.
Informasi yang diperoleh wartawan dari penumpang, tarif bus angkutan Lebaran yang selangit itu, yakni bus nonekonomi jurusan Surabaya-Jakarta. Kenaikannya sekitar 70 persen dibandingkan tarif hari biasa. Dari biasanya Rp288 ribu menjadi Rp500 ribu.
Menanggapi itu, Jonan mengatakan bahwa pemerintah hanya mengatur tarif bus ekonomi dengan ketentuan batas bawah dan batas atas. Sedangkan untuk bus nonekonomi diserahkan kepada perusahaan bus, karena Kementerian Perhubungan tidak bisa mengintervensi.
"Kalau bus nonekonomi, tidak diatur oleh pemerintah, tergantung perusahaannya masing-masing. Yang diatur pemerintah hanya bus ekonomi meskipun pakai AC," kata Jonan.
Itu sama dengan tarif pesawat kelas bisnis yang tidak diatur pemerintah. Dia mengatakan, bus nonekonomi bekerja sesuai mekanisme pasar, karena itu berkaitan dengan pelayanan dan keselamatan penumpang.
"Semakin buruk pelayanan, tentu peminatnya makin lama akan berkurang," ujar Jonan.
Pemerintah, kata dia, hanya bisa mengimbau kepada Organisasi Angkutan Darat (Organda) agar tidak terlampau mencekik warga yang menggunakan jasa angkutan darat saat momen libur panjang seperti Lebaran.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengaku telah mengirimkan surat imbauan kepada Organda agar mempertimbangkan kemampuan masyarakat saat akan menaikkan tarif angkutan Lebaran. "Ukurannya kepatutan," ujarnya saat mendampingi Jonan.