Erupsi Gunung Bromo Ancam Ritual Kasada Suku Tengger
- SP/ Iwan Heriyanto
VIVA.co.id – Gunung Bromo belum berhenti menyemburkan abu vulkanik dari kawahnya setidaknya sejak tiga bulan terakhir. Dari pantauan Pos Pengamatan Gunung Api Bromo tercatat semburan abu vulkanik mencapai 1.200 meter dari puncak kawah pada Senin, 11 Juli 2016. Semburan material vulkanik mengarah ke barat dan barat daya.
Menurut Kepala Sub Bagian Pelaporan Evaluasi dan Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Antong Hartadi, status Waspada Gunung Bromo setidaknya sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir. Gunung yang dikelilingi lautan pasir dan padang savana terus erupsi dan mengeluarkan material dari kawahnya berupa abu vulkanik.
Material yang diseburkan Gunung Bromo tidak stabil, kadang berkisar sekitar 100 hingga 200 meter namun sering mencapai lebih dari 1 kilometer. Suara gemuruh dari kawah juga sering terdengar pada pagi dan petang.
“Laporan terakhir hari ini asap kawah teramati berwarna kelabu kecoklatan dengan intensitas sedang hingga tebal,” kata Antong.
Ritual Kasada Suku Tengger
Hingga saat ini Gunung Bromo masih mengantongi status waspada dan pengunjung dilarang masuk dalam radius 1 km dari kawah Bromo. Pengelola kawatir erupsi akan menganggu ritual kasada yang dilakukan Suku Tengger setiap hari ke-14 di bulan Kasada dalam penanggalan Jawa.
Ritual Kasada jatuh pada 21 Juli 2016, masyarakat Tengger akan membawa sesaji untuk dilarung ke kawah Gunung Bromo pada puncak upacara adat Kasada. Terkait hal ini, pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) belum memiliki rancangan tentang upacara adat tahunan itu jika status Bromo masih waspada.
“Upacara Kasada itu yang jelas tak boleh batal, karena itu adalah tradisi Suku Tengger. Kami berharap status Bromo sudah menurun saat itu,” katanya.
Namun sebagai antisipasi jika Gunung Bromo belum menunjukkan penurunan aktivitas, pihak TNBTS akan melakukan koordinasi dengan sesepuh Tengger sebelum Kasada nanti. Diharakan akan ada kesepakatan yang tak membahayakan masyarakat sebagai peserta ritual Kasada.
“Warga setempat biasanya lebih hapal kebiasaan gunung. Nanti akan kami adakan pertemuan dengan sesepuh setempat tentang Kasada ini,” katanya.