Uniknya Tradisi Pengucapan Syukur di Minahasa
- VIVA.co.id/Agustunus Hari
VIVA.co.id – Minahasa, Sulawesi Utara, dikenal memiliki hasil pertanian yang cukup disegani di Indonesia.
Di antaranya cengkih, padi, dan kelapa. Ada tradisi yang cukup lama dilakukan saat panen raya, yakni menggelar pengucapan syukur.
Hampir semua daerah di Kabupaten Minahasa yang kini telah mekar menjadi tiga kabupaten, yakni Kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, dan Minahasa Utara, menggelar pengucapan syukur.
Nah, yang paling menjadi perhatian warga seantero Sulut yakni pengucapan syukur di Amurang, Minahasa Selatan.
Sebab, ribuan orang akan berbondong-bondong mendatangi sanak-saudara, keluarga dan kenalan untuk berpengucapan yang jatuh pada Minggu, 10 Juli 2016.
“Jadi yang datang berpengucapan syukur tak hanya saudara atau keluarga, siapa saja bisa ikut pengucapan,” ujar Evangline Aruperes, warga Amurang, Minggu, 10 Juli 2016.
Menurut cerita orang tua, kata dia, pengucapan ini berasal dari tradisi rumages. Rumages merupakan bahasa tua tou (orang) Minahasa yang berasal dari kata rages, yang artinya persembahan yang diberikan dengan keutuhan atau ketulusan hati untuk Tuhan.
“Sejak dulu, usai melaksanakan panen, terutama panen padi, para leluhur biasa melaksanakan ritual rumages atau pengucapan syukur atas hasil panen. Semua masyarakat merayakannya. Di samping sebagai wujud syukur terhadap Tuhan, juga merupakan upaya untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan,” ujarnya.
Pengucapan syukur ini punya menu tradisional yang wajib disediakan setiap keluarga, yakni dodol dan nasi jaha.
“Dodol adalah masakan turun temurun khas Minahasa sehingga pantas untuk dilestarikan," kata Andries, warga Amurang lainnya.
Dia menambahkan, dodol yang akan disajikan kepada para tamu adalah hasil buatan sendiri dan dimasak juga dengan cara tradisional. Proses pembuatan dodol bisa dibilang tak mudah karena adonan dodol diaduk selama kurang lebih dua jam setelah bahan-bahan sudah dimasukkan.
Begitu juga dengan nasi jaha, yang selalu jadi menu istimewa yang bisa dibawa pulang para tamu.
Warga biasanya ikut pengucapan syukur setelah sebelumnya beribadah di gereja.
“Usai ibadah kemudian dilanjutkan saling silaturahmi dari satu rumah ke rumah yang lain. Tradisi ini sudah berlangsung lama sejak kami masih kecil dan sampai sekarang masih terjaga. Banyak warga Minahasa Selatan di rantau akan pulang kampung untuk ikut pengucapan sehingga jadi ajang pertemuan keluarga,” ujar Bupati Minahasa Selatan, Tetty Paruntu.
Kota Amurang merupakan daerah tempat asal Wakil Ketua MPR, EE Mangindaan. Jaraknya, 65 km dari Manado menggunakan mobil.
Namun, jika pengucapan syukur kendaraan akan macet. Biasanya warga memilih ke Amurang malam hari dan balik Senin pagi untuk menghindari kemacetan.