'Pelaku Bom Solo dalam Tahap Merangkak'

Bom Bunuh diri di Mapolresta Surakarta.
Sumber :

VIVA.co.id - Indonesia kembali diguncang aksi terorisme. Kali ini, bom bunuh diri meledak di halaman Markas Polresta Surakarta, Selasa, 5 Juli 2016.

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

Pengamat terorisme Ali Fauzi menilai, modus yang digunakan pelaku tidak berbeda dengan bom bunuh diri di Mapolresta Poso. Demikian juga dengan strategi penyerangan, dan dampak yang ditimbulkannya.

"Hanya pelakunya saja yang meninggal," kata Ali dalam perbincangan dengan tvOne, Selasa, 5 Juli 2016.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

Ali yang merupakan adik kandung Amrozi dan Ali Imron itu menilai, pelaku bom bunuh diri di Mapolres Surakarta itu baru dalam tahap belajar. Skemanya sama dengan aksi-aksi sebelumnya.

"Tidak ada korban, pelakunya saja yang meninggal. Ini memberikan indikasi para pelaku ini baru tahap merangkak, ada oknum untuk menyuruh berlari, belum bisa berlari, dipaksakan, jatuh bangun," ujar Ali.

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

Ali tidak melihat pelaku memberi efek kejut terhadap kepolisian. Menurut dia, mereka punya rencana besar yaitu menginginkan banyak korban dari pihak polisi. Tapi dalam pelaksanaannya, pelaku tidak menyiapkan plan B, hanya plan A.

"Survei di lapangan tidak mantap, tidak dibekali ilmu militer yang cukup, operasinya acak-acakan," ujarnya.

Namun demikian, Ali meminta aparat meningkatkan kewaspadaan. Sebab, dia menduga, cepat atau lambat, mereka akan masuk ke komunitas polisi, dan meledakkan bom bunuh diri.

Sebelumnya, sebuah ledakan terjadi di halaman Mapolresta Surakarta pada pagi hari ini, Selasa, 5 Juli 2016. Mabes Polri telah mengonfirmasi bahwa ledakan tersebut merupakan bom bunuh diri.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul mengungkapkan ledakan tersebut terjadi pada sekitar pukul 07.30 WIB.

Ketika itu, ada seseorang yang tidak dikenal yang memakai sepeda motor mencoba masuk Mapolres Surakarta. Anggota Provost yang tengah berjaga mencoba untuk menghentikan pengendara tersebut.

"Namun, pengendara sepeda motor tersebut tetap menyerobot masuk melalui penjagaan," kata Martinus dalam keterangannya.

Anggota Provost, Bripka Bambang Adi mencoba mengejar pengendara tersebut. Namun, ketika pengejaran itu, tiba-tiba terjadi ledakan tepat di depan SPKT Mapolresta Surakarta.

"Secara tidak diduga suara ledakan keras berasal dari badan pengendara motor tersebut," tutur Martinus.

Menurut Martinus, akibat ledakan tersebut, terduga pelaku bunuh diri tersebut meninggal di tempat. Sementara itu, Bripka Bambang mengalami luka pada bagian wajah.

Remaja 16 tahun yang menikam pendeta dan bishop di Australia

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Remaja laki-laki berusia 16 tahun yang dituduh menikam dua pendeta saat kebaktian gereja di kota Sydney, Australia timur, resmi didakwa melakukan pelanggaran terorisme.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024