Alquran Amburadul Beredar, MUI dan Kemenag Turun Tangan
- VIVA.co.id/Adib Ahsani
VIVA.co.id – Laporan warga terkait adanya alquran yang tidak lengkap dengan urutan surat yang jungkir balik, ditanggapi oleh Majelis Ulama Indonesia dan Kementerian Agama Kota Madiun serta kepolisian. Sejumlah pihak kemudian melakukan sweeping ke berbagai toko buku, guna mencari alquran serupa. Penerbit pun diminta agar segera menarik cetakan alquran yang tidak lengkap tersebut.
Toko yang didatangi pertama oleh tim dari MUI dan Kementerian Agama Kota Madiun, serta Kepolisian Resort Madiun Kota, adalah toko buku Bahagia yang berada di Jalan Mastrip, Kota Madiun. Rini, pemilik toko, mengaku tidak menjual alquran cetakan PT Karya Agung Edisi Alhuda itu.
Sejurus kemudian, tim mendatangi toko buku Media, yang berada di Jalan Panglima Sudirman, Kota Madiun. Di toko buku ini, ditemukan seorang warga bernama Weni yang tinggal di Jalan Setinggil, Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman Kota Madiun, membeli alquran yang tidak lengkap dengan susunan surat yang jungkir balik.
Lina Kardono, pemilik toko Media mengaku memesan alquran cetakan PT Karya Agung Edisi Alhuda sebanyak tiga mushaf. “Satu mushaf dikembalikan ke penerbit di Surabaya, sementara yang dua sudah terjual,” kata Lina, Selasa, 28 Juni 2016.
Di antara dua mushaf alquran yang terjual itulah, yang dilaporkan terdapat enam surat yang hilang, serta penempatan empat surat di juz 26 yang jungkir balik.
“Satu alquran lalu dikembalikan ke saya karena tidak lengkap itu, dan saya ganti dengan alquran jenis lain. Sementara hingga kini masih ada satu alquran lagi yang terjual. Saya tidak tahu siapa yang membeli,” tutur Lina usai didatangi tim dari MUI dan Kemenag Kota Madiun.
Sementara itu Kepala Kementerian Agama Kota Madiun, Amir Sholehuddin mengatakan, sejauh ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan MUI.
“Ini kita laporkan ke tingkat yang lebih atas, yaitu Kementerian Agama Wilayah Jawa Timur. Begitu juga dengan MUI, agar laporan ini ditindaklanjuti dengan mencari alamat Penerbit Karya Agung yang berada di Surabaya,” kata Amir.
Menurut Amir, ini adalah kesalahan fatal yang terdapat dalam alquran cetakan PT Karya Agung Edisi Alhuda.
“Alquran kan pedoman hidup. Jika ditemui adanya kesalahan, nantinya justru akan menyesatkan. Ini sungguh fatal,” kata Amir.
Sebagai tindakan deteksi, kepada masyarakat yang membeli alquran, agar meneliti dengan seksama apakah ada kesalahan atau tidak.
“Jika pada alquran itu ditemui kesalahan, harus dilaporkan guna ditarik dari peredaran,” kata Amir.