Vaksin Palsu Diduga Beredar di Praktik Dokter Mandiri
- Pixabay/Ann_San
VIVA.co.id – Pemerintah Kota Semarang, menjamin vaksin palsu tak beredar di seluruh rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) milik pemerintah di wilayahnya. Besar kemungkinan, vaksin palsu itu disuplai oleh mereka para dokter swasta yang membuka praktik secara mandiri.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono mengatakan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan selama ini, sejumlah rumah sakit pemerintah, serta puskemas tidak ditemukan vaksin palsu tersebut.
"Jadi, sampai saat ini belum ada temuan itu. Tetapi, kami pastikan jika di gudang instalasi farmasi Semarang, vaksin dijamin keasliannya, " kata Widoyono di Semarang, Selasa 28 Juni 2016.
Ia menduga, vaksin yang dipalsukan yang kini beredar luas di sejumlah wilayah merupakan jenis vaksin impor yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sementara itu, vaksin yang disiapkan pemerintah kebanyakan diberikan gratis melalui program pemerintah.
"Yang dipalsu itu vaksin impor dan harganya mahal. Maaf, kemungkinan ada di praktik swasta yang punya uang. Tapi ini kan gratis, jadi kemungkinan kecil (dipalsukan), " kata dia.
Pihaknya mencatat, untuk praktik dokter swasta di Semarang tidak terlalu banyak. Untuk dokter anak tercatat sebanyak 70 orang. Di tambah lagi dokter klinik, bidan, pribadi, dan penyakit dalam.
Kendati demikian, vaksin palsu itu secara penggunaan tidak berbahaya. Hanya saja, proses pembuatan vaksin palsu yang tidak steril justru yang bisa membahayakan, sebab rawan kemasukan kuman-kuman yang bisa menyebabkan infeksi dan penyakit.
"Kalau berbahaya, kenapa selama 13 tahun masih bertahan. Vaksin palsu itu kan oplosan antibiotik dan cairan infus. Yang bahaya cara pembuatannya saja, " beber dia.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengimbau, agar masyarakat tidak turut resah dengan pemberitaan vaksin palsu yang kini marak diberitakan. Sebab, berdasarkan sidak yang dilakukan pihaknya, tak menemukan adanya vaksin palsu itu di sejumlah rumah sakit dan puskesmas.
"Masyarakat saya minta tenang dan jangan panik dan tetap tenang. Kalau nanti mendapati, atau curiga adanya vaksin palsu bisa lapor ke Dinas Kesehatan. Maka akan kita ganti vaksin yang baru secara gratis, " kata Hendar.
Pria yang akrab disapa Hendi itu pun secara khusus melakukan sidak di gudang pusat Intaslasi Farmasi Semarang, untuk mengetahui stok vaksin yang ada. Gudang terbesar farmasi Semarang itu diketahui mensuplai vaksin dan obat di seluruh rumah sakit negeri dan swasta serta 37 Puskesmas di kota lumpia.
Selain itu, Hendi mengaku terus berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang untuk melakukan sidak jika ada peredaran vaksin palsu di Semarang.
"BPOM sudah turun melihat itu di klinik swasta dan seluruh rumah sakit. Kita sidak, dan terus pembinaan rutin dan berkala, " katanya. (asp)