Warga Swiss yang Hilang di Semeru Dikenal Pendaki Kawakan
- VIVA.co.id/D.A Pitaloka
VIVA.co.id – Pendaki asal Swiss Lionel Du Creaux dilaporkan hilang di Semeru sejak 8 Juni 2016. Kerabat Lionel, Vincent Fahrni bertutur Lionel sudah dua tahun berkeliling di Asia.
Kepada keluarganya Lionel mengaku paling suka dengan Indonesia. Dia tinggal di Indonesia sekitar 15 hari sebelum mendaki dan hilang di Semeru. Vincent juga meminta pendaki Eropa yang lain agar menggunakan pemandu jika hendak naik ke Semeru.
"Dia sudah dua tahun terakhir tinggal di Thailand, dan berkeliling Asia,” kata Vincent Fahrni, kawan Lionel Minggu 26 Juni 2016.
Kekasih kakak perempuan Lionel, Gwen, menuturkan Lionel adalah pribadi supel dan terbuka. Selama di Asia dia menghabiskan waktunya dengan menjadi relawan kemanusiaan di berbagai organisasi. Dia pun banyak mendaki gunung selama di Asia.
Lionel pergi dan tinggal di Indonesia selama 15 hari sebelum mendaki Semeru pada 3 Juni 2016. Kepada kakaknya, Gwen, Lionel pernah bercerita suka dengan Indonesia. "Dia punya laptop tapi tak terlalu aktif di dunia maya. Dia sering berkomunikasi dengan Gwen lewat WhatsApp. Dia bilang diantara negara lain di Asia, dia paling suka dengan Indonesia,” kata Vincent.
Sebagai petualang, Vincent menyebut Lionel bukan pendaki baru. Vincent bisa disebut pendaki kawakan. Dia banyak naik turun gunung di sejumlah negara di Asia.
Meskipun kunjungan Lionel ke Semeru adalah yang pertama. Vincent menduga Lionel tersesat kaena kehilangan orientasi arah saat turun dari puncak. "Mungkin dia naik karena ingin melihat kawah atau entah yang lain, dan ketika turun dia kehilangan orientasi arah. Dia selamat dia banyak mendaki gunung lain, tapi entah kenapa dengan yang sekarang,’ katanya.
Vincent pun mengingatkan kepada pendaki asal Eropa yang hendak naik ke Semeru. Menurutnya pendaki harus naik dengan menggunakan jasa guide setempat. Kondisi gunung di puncak disebutnya berbeda dan sangat berbahaya.
“Pesan saya pada pendaki Eropa yang lain jika kemari harus pakai guide. Kondisi di puncak sangat berbahaya. Kalian bisa selamat dan bertahan lama jika tersesat di hutan, tetapi jika sesuatu terjadi di puncak kesempatan hidup kalian sangat kecil. Jadi pakailah guide jika mendaki,” katanya.