Keluarga Ikut Mencari Pendaki Swiss yang Hilang di Semeru

Ilustrasi/Para pendaki di Gunung Semeru
Sumber :
  • VIVAnews/D.A. Pitaloka

VIVA.co.id – Pencarian pendaki yang hilang di Semeru telah memasuki tahap ke dua sejak SAR terbuka diakhiri pada 18 Juni 2016. Kali ini keluarga pendaki yang hilang, Lionel Du Creux, ikut mencari di puncak Semeru. Alice Guignard, rekan Lionel pun masih terus melakukan pencarian bersama relawan SAR yang lain.

"Kami sudah dua minggu terakhir di sini. Saya dan Gwen (kakak perempuan Lionel)  ikut mencari jejak Lionel,” kata Vincent Fahrni, keluarga Liondel Du Creux, Minggu 26 Juni 2016.

Ditemui di penginapannya di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, kekasih kakak perempuan Lionel, Gwen,  itu mengatakan pencarian selama sepekan terakhir difokuskan di area puncak Semeru. "Selama ini fokus kami memang di sana, karena sangat sulit bertahan hidup lebih dari lima hari di puncak Semeru,” kata Vincent.

Pria asal Swiss itu menambahkan, kondisi akan berbeda jika Lionel tersesat di hutan. Kemungkinan untuk bertahan hidup di hutan lebih tinggi dibanding di puncak. Menurutnya ada banyak sumber makanan dan air yang bisa ditemukan di hutan. Kemungkinan untuk tersesat ke pemukiman penduduk juga tinggi.

"Di puncak sangat curam dan berbahaya. Berbeda jika dia tersesat di hutan. Kemungkinan patah tulang dan luka yang lain memang ada, tetapi kemungkinan bertahan hidup juga tinggi. Itu jadi satu-satunya harapan kami sekarang,” katanya.

Selama pencarian tim relawan SAR menggunakan berbagai upaya untuk mencari. Mulai menggunakan anjing pelacak, mencari sinyal GPS dari telepon seluler milik Lionel dan juga menggunakan drone, selain melakukan penyisiran manual.

Vincent mengaku takjub dan berterima kasih atas dukungan dan bantuan yang diterimanya dari berbagai pihak. Menurutnya SAR di Indonesia membantu tanpa pamrih dan tulus, hal yang tak pernah dijumpainya di Eropa.

Namun, diantara banyaknya bantuan sukarela itu, Vincent masih merasa sedih. Keinginan keluarga untuk mencari menggunakan helikopter tak bisa terwujud. Otoritas setempat menolak permintaan itu.

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Letusan Capai 500 Meter

"Di Swiss pencarian selalu menggunakan helikopter. Kami tahu di sana banyak angin dan awan, tetapi tidak selalu begitu. Kami sedih karena tak bisa menggunakan helikopter,” katanya.

Kasi Wilayah 1 Balai Besar TNBTS Sarmin mengatakan pencarian menggunakan Helikopter memang tak memungkinkan dilakukan di atas Semeru. Kondisi cuaca dan angin di atas Semeru membahayakan untuk penerbangan. “Jadi pertimbangannya murni karena faktor keselamatan penerbangan sendiri. Erupsi Semeru juga seperti itu. Itu sebabnya jika Semeru atau Bromo erupsi tinggi penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh juga terdampak,” katanya.

Semeru Erupsi Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 800 Meter, Zona Bahaya Radius 3 Km

Sebelumnya Lionel Du Creux dilaporkan hilang oleh rekan pendakinya Alice Guignard, warga negara Prancis pada 7 Juni 2016. Pencarian dilakukan sejak 8 Juni 2016 dengan status SAR terbuka hingga 18 Juni 2016.

Sepanjang operasi SAR terbuka pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup kegiatan pendakian Semeru untuk wisatawan. Pendakian dibuka kembali pada Selasa 21 Juni 2016 setelah status SAR terbuka berakhir pada 18 Juni 2016. Pencarian tahap ke dua dilakukan sejak Minggu 19 Juni 2016 hingga saat ini.

Gunung Semeru Erupsi Lagi dengan Amplitudo 22 Mm hingga Rabu Dini Hari
Gunung Semeru erupsi pada Senin pagi, 11 November 2024.

Semeru Erupsi Setinggi 500 Meter, Masyarakat Diingatkan Bahaya Lontaran Batu Pijar

Gunung Semeru erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau kurang lebih 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Selasa malam.

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024