AJI: Pers Membawa Kebenaran
- VIVA.co.id/Kusnandar
VIVA.co.id – Kehadiran agama di muka bumi ini, tujuannya adalah membawa kedamaian. Hal itu, juga hampir sama dengan tujuan lahirnya pers atau media.
Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Arfi Bambani, mengatakan pers muncul sekitar abad ke-18, adalah pembawa pesan perdamaian.
"Jadi agama muncul di awal masehi, Nabi Muhammad abad ke- 6 dan pers muncul abad 18. Fungsinya membawa kebenaran. Namun (pers) bukan bersifat absolut," kata Arfi, dalam diskusi Jemaah Ahmadiyah Indonesia bertajuk 'Peranan Media Dalam Menjaga Perdamaian', di Markas JAT, Jalan Balikpapan 1 Nomor 10, Jakarta Pusat, Sabtu 25 Juni 2016.
Hanya pembedanya, kata Arfi, kalau agama kebenarannya bersifat absolut tetapi di pers kebenarannya tidak. Kebenaran dalam pers, harus ada proses check and balance. Seperti dalam sebuah kasus, jika ada orang yang dituduhkan maka ia berhak ada juga dalam pemberitaan itu.
"Jurnalisme berusaha menyampaikan kebenaran. Namun kebenarannya bukan seperti yang dibawa agama. Ini persamaan yang menarik pers dengan agama," ujar Arfi.
Namun dalam perkembangannya, setiap fakta tidak bisa semua disampaikan. Ia mencontohkan, dalam jurnalisme perang. Sebab, apa yang disampaikan walau itu fakta, maka akan berimbas kepada efek yang lebih besar. Contoh lainnya, dalam kasus pidana asusila. Media harus menyamarkan korbannya.
"Di sini muncul jurnalisme harus membawa perdamaian, bukan mengabdi pada fakta," kata Arfi. Namun dalam kerjanya, pers juga dibatasi. Yakni, dalam hal privacy seseorang. Kecuali pejabat negara, yang memang digaji oleh rakyat. Sehingga, kata Arfi, pejabat negara berhak mengumumkan harta kekayaannya.
Selain itu, yang kedua yang membatasi pers juga adalah undang-undang. Ketiga, kepatuhan atau nilai-nilai keagamaan. "Bagaimana dia tetap menyampaikan kebenaran tapi menjaga kemaslahatan orang banyak. Selama tidak menimbulkan kekerasan baru, ya itulah yang harus kita lakukan," tuturnya.