Sebelum Mudik, Ketahui Momok Kemacetan di Cirebon
- ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
VIVA.co.id – Pasar tekstil Tegalgubug, Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, dari tahun ke tahun semakin dipadati pembeli dan pelanggan. Akibatnya, jalan di dekat pasar tersebut semakin sempit karena termakan lokasi berjualan dan area parkir kendaraan.
Kepala Satuan Kerja Wilayah I Jawa Barat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN IV) Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR), T Yuliansyah, mengatakan bahwa jalur dari Jakarta melalui Cirebon menuju Jawa Tengah memang sering terhambat akibat aktivitas di pasar tersebut.
Sayangnya, kata dia, meskipun kemacetan sering terjadi, pihak Kepolisian setempat dinilai melakukan pembiaran dan tidak melakukan penertiban. Petugas sekadar berjaga-jaga di sepanjang jalan area pasar berada.
"Polisi seperti lakukan pembiaran bertahun-tahun. Memang ada polisi tapi kayak hanya jaga saja. Itu pasar tempat belanja lintas provinsi juga," kata Yuliansyah di Cirebon, Jawa Barat, Jumat 24 Juni 2016.
Dari informasi yang diperoleh VIVA.co.id dari warga sekitar, dahulu bahu jalan di sekitar pasar tersebut hanya dipakai untuk parkir kendaraan.
Namun kini bahu jalan tersebut malah sudah dipakai untul lapak para pedagang, termasuk parkir kendaraan. Imbasnya, jalan yang areanya semakin sempit ditambah kemacetan pun tak terelakkan.
Tegalgubug adalah nama desa di Kecamatan Arjawinangun Cirebon, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Pasar Sandang Tegalgubug. Sejarah Pasar Tegalgubug sudah dimulai sekitar tahun 1914.
Penduduk dan masyarakat sekitar percaya bahwa Pasar Tegalgubug merupakan pasar sandang terbesar di Asia Tenggara dengan luas lebih dari 30 hektare dan terbagi menjadi delapan blok yaitu blok A, B, C, D, E, F, G, H.