Crisis Center Identifikasi Rentetan Penyanderaan WNI
- VIVA.co.id/Filzah Adini Lubis
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia telah menghidupkan kembali tim crisis center, yang akan bertindak sebagai pusat informasi terkait penyenderan terhadap warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok bersenjata di perairan Filipina baru-baru ini. Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan salah satu tugas tim itu adalah mengidentifikasi rentetan penyanderaan.
"Tim ini dipimpin Sesmenko, tugasnya mengidentifikasi masalah ini secara tajam, siapa yang melakukan penyanderaan ini, dan apa kaitannya penyanderaan kali ini dengan penyanderaan sebelumnya," ujar Luhut di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat, 24 Juni 2016.
Sebab, penyanderaan kali ini menjadi yang ketiga kalinya terjadi pada WNI di perairan Filipina, selama kurun 2016. Sebelumnya, pada Maret lalu, 10 WNI awak kapal Tunda Brahma 12 disandera kelompok militan Abu Sayyaf. Tak lama berselang, pada pertengahan April, kelompok itu kembali menyandera 4 WNI awak kapal Tunda Henry.
Meskipun WNI pada kedua penyanderaan itu telah berhasil diselamatkan, ternyata pada Kamis, 23 Juni 2016 kemarin, penyanderaan kembali terjadi terhadap WNI awak Kapal Tunda Charles 001 dan Kapal Tongkang Robby 152 yang mengangkut batu bara ke Filipina selatan.
Menurut Luhut, pemerintah akan mengambil opsi penyelamatan, setelah informasi terkait penyanderaan kali ini telah didapat. Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri RI masih menelusuri kelompok yang melakukan penyanderaan ini.
"Selasa pagi, kita rapat lagi. baru kita tentukan sikap," kata dia.