ABK Disandera Abu Sayyaf, Perusahaan Tunggu Penyelidikan
- VIVA.co.id/Istimewa
VIVA.co.id – Sebanyak tujuh orang dari 13 anak buah kapal (ABK) Tugboat Charles 001 asal Samarinda Kalimantan Timur disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Seluruh ABK ini dikabarkan disandera sejak Selasa, 21 Juni 2016, saat dalam perjalanan pulang dari Filipina ke Indonesia.
Hingga Kamis, 23 Juni 2016, perusahaan pemilik kapal yakni PT Rusianto Bersaudara, masih enggan berkomentar jauh perihal penyanderaan tersebut. Padahal sehari sebelumnya, perusahaan dengan cepat memastikan bila isu penyanderaan itu adalah kabar bohong. "Kami tunggu penyelidikan kepolisian," kata juru bicara perusahaan Taufiq, hari ini.
Begitu pun dengan kabar soal tebusan sandera yang diminta kelompok Abu Sayyaf senilai 20 juta ringgit Malaysia, Taufiq justru terkesan menghindar dan enggan memberikan jawaban.
Sejauh ini, dari hasil komunikasi Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda dengan seorang ABK tugboat Charles 001 yang dikabarkan selamat, penyanderaan sudah bisa dipastikan terjadi.
"Indikasinya ada penyanderaan. Jumlah awak kini tinggal enam orang. Kami terus memonitor kapal Charles," kata Kepala KSOP Samarinda Kolonel Laut Yus Kusmany.
Menurut Kusmany, salah satu indikasi adanya penyanderaan itu terlihat dari aktivitas GPS milik kapal Charles 001. Di mana pada hari dilaporkan ada penyanderaan, kapal tersebut sudah berada di perairan Indonesia, namun tak bisa dihubungi. Baru di perairan Kepulauan Maratua, kapal itu bisa berkomunikasi lewat telepon seluler dan menyebutkan bila alat komunikasi mereka dirampok.
"Besok, sekira jam 15.00, kapal Charles akan tiba di Samarinda. Nanti akan ada pendalaman lagi," kata Kusmany. (ase)
M Asri Satar/Kalimantan Timur