Era Baru Industri Perbankan Dimulai

Peluncuran BRI Satelit Mengorbit Untuk Melayani Negeri (Sumber: Arianespace, ESA & CNES).
Sumber :

VIVA.co.id – Matahari nyaris terbenam di Pusat Antariksa Guyana, di Kourou, Guyana Prancis, sedangkan di Jakarta, Adzan subuh mulai berkumandang. Saat itu juga, seluruh indikator peluncuran berubah menjadi hijau.

Makin Dipercaya Masyarakat, Transaksi Digital BRI Tumbuh Signifikan

Tepat pada 18 Juni 2016 pukul 18.38 waktu Kourou, Guyana-Perancis atau 19 Juni 2016 pukul 04.38 WIB, Roket Ariane 5 pembawa satelit BRI, BRIsat, melesat ke langit. Doa dan syukur pecah di Kourou maupun di berbagai tempat di Indonesia. Penantian panjang setelah melewati tiga kali penundaan berakhir dengan peluncuran yang sukses. Selanjutnya BRIsat memulai perjalanan menuju slot orbit 150.5 Bujur Timur.

Direktur Utama BRI, Asmawi Syam bersama sejumlah petinggi Bank BRI menyaksikan langsung peluncuran dari balkon ruang Jupiter, ruang pusat kendali peluncuran roket. Di Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Mantan Direktur Utama BRI Sofyan Basir bersama tim pemrakarsa BRIsat ikut menyaksikan dari Kantor Pusat BRI.

Hadapi New Normal, BRI Beri Pelatihan Virtual Standarisasi Produk APD

Mengorbit untuk Melayani Negeri
Di Industri persatelitan dunia, BRIsat mencatat sejarah baru. Direktur Utama Space System/Loral, John Celli, ikut bangga bisa terlibat dalam sebuah proyek untuk membuat satelit pertama di dunia yang didedikasikan untuk layanan perbankan.

Dalam pidatonya sesaat setelah peluncuran, Direktur Utama BRI, Asmawi Syam mengekspresikan rasa haru atas peluncuran yang berlangsung sukses. Asmawi juga menambahkan, kesuksesan peluncuran tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Bank BRI, tapi juga bagi Indonesia. Dengan BRIsat, BRI bisa semakin melayani nasabah dan masyarakat dengan lebih baik, terutama dalam era perbankan digital.

Pandemi Covid-19, Transaksi Mobile Banking BRI Naik 61%

Kehadiran BRIsat bisa membawa sejumlah nilai tambah bagi layanan Bank BRI. Pertama, Bank BRI memperoleh efisiensi dari biaya operasional. Selama ini untuk operasional Bank BRI menghabiskan biaya sekitar Rp500 miliar per tahun untuk menyewa 23 transponder. Sekarang, BRIsat mempunyai kapasitas sebanyak 45 transponder. Dengan kapasitas tambahan, BRI bisa meningkatkan kualitas dan akurasi layanan.

Efisiensi dan penambahan kapasitas juga memudahkan BRI melakukan banyak inovasi lainnya. BRI punya kesempatan untuk mengembangkan produk berbasis digital, seperti video banking, sampai akses internet bagi nasabah di unit kerja BRI.

Sama Cepat dan Sama Akurat Sampai ke Pelosok
Infrastuktur telekomunikasi dengan satelit memang paling efektif untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Kehadiran BRIsat memungkinkan BRI menjangkau setiap jengkal nusantara, mulai dari perkotaan sampai ke pelosok negeri. BRI yang memiliki jaringan kuat sampai ke pelosok akan bisa menjangkau lebih banyak lagi nasabah, terutama kalangan menengah ke bawah dan pelaku usaha mikro seperti nelayan, petani dan pedagang kecil yang selama ini belum terjangkau layanan perbankan.

Solusi electronic banking sudah dibawa BRI ke pelosok dengan kehadiran Teras BRI. Kini, dengan kehadiran BRIsat, kapasitas transaksi elektronik bisa bertambah. Bergandengan dengan program perbankan tanpa kantor yang dikenal dengan Laku Pandai, BRI bisa menghadirkan layanan perbankan digital sampai ke setiap desa yang ada di Indonesia.

Agen laku pandai BRI yang dikenal dengan nama agen BRILink sudah mencapai 50 ribu lebih. BRI menargetkan jumlah agen BRILink mencapai 76 ribu lebih, sehingga setiap desa di Indonesia bisa terjamah layanan perbankan. Pencapaian target ini akan dimudahkan dengan penambahan kapasitas yang dihadirkan oleh BRIsat.   (Webtorial)

Suasana kantor BRI

Tujuh Pegawai Bank BRI Positif Corona

Mereka menjalani isolasi.

img_title
VIVA.co.id
20 Juni 2020