Cuaca Ekstrem di Sulawesi Utara "Makan" Korban Jiwa
- VIVA.co.id/Agustinus Hari
VIVA.co.id – Cuaca ekstrem angin kencang dan gelombang tinggi memakan korban jiwa di Kota Manado, Sulawesi Utara. Seorang warga pengendara mobil meninggal dunia setelah kendaraannya tertimpa tiang listrik yang roboh akibat dihempas angin pada Selasa, 21 Juni 2016.
Korban diketahui bernama Meity Mawuntu, warga Desa Sea Jaga 1, Kota Manado. Dia bersama empat orang lain di dalam mobil itu tetapi yang lain selamat meski mengalami luka. Semua korban luka-luka sudah dirawat di Rumah Sakit Umum Prof Kandou Manado.
Jantje Rau, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PLN Wilayah Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo, mengonfirmasi tentang insiden itu. Tiang listrik roboh setelah tertimpa pohon yang tumbang akibat dihempas angin kencang.
Ia mengatakan, pohon yang roboh itu berdiameter 1,5 meter dan menimpa jaringan listrik. “Dua tiang listrik yang jadi penyangga roboh tak kuat menahan beban pohon. Secara kebetulan mobil tadi melintas,” katanya.
Kejadian itu membuat listrik ikut padam, tak hanya di Desa Sea yang listriknya roboh, tapi di sejumlah wilayah akibat banyak pohon tumbang. “Kita berharap masyarakat memaklumi kondisi yang terjadi di lapangan,” kata Jantje.
Cuaca ekstrem di Manado juga menyebabkan bencana longsor, yaitu di Kelurahan Kombos Barat Lingkungan Lima, Kecamatan Singkil. Delapan rumah warga di kelurahan itu rusak.
Hamid, seorang warga yang rumahnya terdampak longsor, mengaku sudah menyadari bahwa kawasan itu memang rawan longsor. “Tapi tak punya pilihan, karena tinggal di sini dekat dengan tempat kerja dan lokasi anak sekolah,” ujarnya.
Kepala Lingkungan, Junita Hirna mengatakan, bahwa meski tidak ada korban jiwa, mereka sangat waswas, mengingat hujan masih terus mengguyur. “Sejak jam dua dini hari saat sahur, warga ketakutan karena ancaman longsor tadi. Untung saja tidak korban jiwa,” katanya.
(mus)