Kampung Cendol Makassar Marak Saat Ramadan
- inmagine
VIVA.co.id – Kampung Cendol, kampung yang terletak di Kampung Bunga Ejaya, Bontoala, Makassar terlihat berbeda pada bulan Ramadan. Kampung tersebut akan ramai produsen minuman cendol. Saat tak Ramadan, sebagian besar dari mereka melakukan usaha lain.
Arifin, salah seorang produsen cendol musiman mengatakan, sehari-harinya dia adalah pedagang nasi kuning. Namun tiap Ramadan, dia dan rekan-rekan sejawatnya membuat cendol yang mereka pasarkan ke pasar swalayan dan pasar tradisional. Sedikitnya, hingga 800 bungkus cendol dengan harga Rp5.000 per bungkus terjual setiap hari.
"Kami menggunakan bahan alami seperti daun pandan sebagai pewarna cendol dan beras jenis 42 serta tepung terigu," kata Arifin di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 15 Juni 2016.
Tanpa bahan pengawet, cendol buatan kampung khusus itu bisa tahan hingga tiga hari di lemari pendingin. Sementara proses pembuatannya memakan waktu tiga jam.
Permintaan bahan cendol yang cukup tinggi pada bulan puasa tak lain menjadi alasan ramainya produksi Kampung Cendol di Makassar. Pekerjaan pembuatan cendol itu sendiri sudah digeluti warga sejak puluhan tahun lalu. Bahkan sudah turun temurun.
Namun Kampung Cendol yang berada di pinggiran kota Makassar bagian utara itu, pada hari-hari selain Ramadan tak ramai dengan aktivitas pembuatan cendol. (ase)
Muhammad Noer/tvOne Makassar