Tiga Saran Ikatan Alumni ITB kepada Presiden Jokowi

Ikatan Alumni ITB setelah bertemu Presiden Jokowi
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini menerima sejumlah tamu yang di antaranya adalah Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB). Mereka diterima Presiden di Istana Merdeka, Jakarta.

Ekonom Sebut Penggunaan Utang Negara di Era Jokowi Tidak Jelas

Ketua Umum IA ITB, Ridwan Djamaluddin dalam keterangan pers di Kantor Presiden mengatakan, pihaknya menyampaikan tiga hal penting sebagai saran kepada Presiden Jokowi.

"Pertama, pra-industrialisasi Indonesia untuk lapangan kerja. Kedua, alumni untuk negeri, jadi alumni ITB tidak hanya berkutat di Jakarta saja. Ketiga, ekonomi kerakyatan. Kami menyampaikan pengalaman dan tantangan membangun ekonomi kerakyatan pada Presiden," kata Ridwan Djamaluddin di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 14 Juni 2016.

Menko Darmin Anggap Utang Pemerintah Rp4.418 Triliun Masih Sehat

Ridwan mengatakan, untuk membangun industri di Indonesia maka perlu diketahui model atau kriteria yang paling cocok bagi Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi disebutkannya mengapresiasi usulan itu.

"Poin Presiden, kami sepakat memajukan Indonesia dalam industri tapi harus tentukan dulu DNA industri yang paling cocok di Indonesia. Presiden melihat industri kreatif yang pas yang mengandung budaya dan seni," ujar Ridwan.

DPR Minta Menteri Rini Reschedule Pembayaran Utang Perusahaan BUMN

Sementara industri dasar seperti bidang energi, pangan, dan air kata Presiden juga tidak boleh ditinggalkan begitu saja.  

Ikatan alumni tersebut juga menyinggung soal masalah produk dalam negeri. IA ITB meminta pemerintah lebih gencar memberi perhatian kepada produk dalam negeri sehingga masyarakat Indonesia tidak sekadar menjadi pasar besar bagi produk luar negeri.  

"Kami singgung produk dalam negeri harus diberi kesempatan tumbuh agar tidak jadi bangsa pembeli," katanya.

Ramson Siagian

BPN Sebut Pemanfaatan Utang di Era Jokowi Tidak Efisien

Utang untuk pendanaan infrastruktur tidak sepenuhnya benar.

img_title
VIVA.co.id
31 Januari 2019