Harga Daging Sapi Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia
- Rochimawati / VIVA.co.id
VIVA.co.id – Komisi Pengawas Persaingan Usaha melaporkan harga daging sapi di Indonesia jauh lebih mahal dari Malaysia. Sementara asal impor daging sama, yakni Australia. Dengan begitu, permasalahan tingginya harga daging sapi di pasaran menjadi sorotan khusus bagi Presiden Joko Widodo.
"Untuk diketahui, sebelum saya ke Medan, saya sidak dan mendatangi rumah potong hewan (RPH) di Tangerang. Kami ingin melihat mengapa harga daging mahal. Bahkan, kita lebih mahal dari Malaysia," kata Ketua KPPU, Syarkawi Rauf kepada wartawan di Kantor KPPU Medan, Sumatera Utara, Jumat, 10 Juni 2016.
Seperti diketahui, harga daging di Indonesia Rp110 ribu ke atas per kilogram. Di Malaysia, ‘hanya’ Rp45 ribu - Rp60 ribu. Padahal, sumbernya sama saja dari Australia
Dia juga menyebutkan, penyebab harga daging sapi mahal di pasaran, termasuk di hari tertentu seperti Ramadan dan Lebaran, karena diduga ada ‘permainan’ yang dilakukan perusahaan pengimpor daging sapi.
"Ada juga importir yang tidak mau memasok. Jangan sampai kejadian tahun lalu terjadi lagi. Banyak importir yang kita bawa ke ranah hukum. Sekarang pasokan relatif stabil tapi kenapa masih tinggi. Karena memang harga masih tinggi. Mulai harga dari importir, rumah potong hewan, sampai tingkat pedagang," tuturnya.
Menurut Syarkawi ada cara untuk menurunkan harga daging sapi ini. "Caranya impor daging beku dari Australia. Harganya hanya Rp65 ribu - Rp70 ribu. Lalu, dijual di daerah dengan harga Rp80 ribu, pasti bisa. Kalau daging segar bisa saja dicapai. Tapi, dengan catatan perusahaan penggemukan sapi harus mau menurunkan harga," ujarnya.
Selain itu, Syarkawi juga menjelaskan, solusi lain untuk menekan harga daging dengan meringankan bea masuk impor daging sapi agar biaya pengeluaran importir bisa lebih murah.
"Bea masuk impor daging sapi harus lebih rendah. Proses pemeriksaan di karantina harus sederhana. Terkait dengan pakan, jangan ongkosnya terlalu tinggi berikutnya logistik pengangkutan daging sapi. Kalau empat hal ini bisa dibenahi maka keinginan Presiden Jokowi untuk menurunkan harga bisa dilakukan," ungkap Syarkawi.