Wartawan Diintimidasi Saat Liput Pilkada Ulang Mamberamo
- VIVA.co.id/Ali Azumar
VIVA.co.id - Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk menggelar Pemungutan Suara Ulang kedua Pilkada Kabupaten Mamberamo Raya Papua, di 9 TPS, Kamis, 9 Juni 2016.
Namun, pelaksanaannya diwarnai intimidasi dan teror oleh warga, anggota tim sukses, juga oknum polisi, terhadap sejumlah wartawan yang melaksanakan peliputan langsung di berbagai TPS. Bahkan, 3 wartawan hingga kini belum jelas kondisinya.
Dari pantauan langsung sehari menjelang pemungutan suara ulang kedua, tepatnya pada Rabu 8 Juni, suasana di lokasi TPS sudah mencekam. Tim sukses salah satu kandidat terlihat mulai mondar-mandir di kampung.
Mereka mulai mengintimidasi warga, agar memilih pasangan yang diusung yakni nomor urut 3, sambil membawa parang dan panah. Mengetahui kehadiran pewarta di kampung, mereka langsung mengintimidasi dengan mengancam akan menyita peralatan kamera atau segera meninggalkan kampung.
Seperti yang dialami wartawan VIVA.co.id, Banjir Ambarita, di Kampung Bareri TPS 2. Ia diintimidasi oleh 3 orang secara bergantian. Bahkan, belakangan diketahui salah satu pengintimidasi adalah oknum anggota polisi.
"Mereka intimidasi dengan bawa parang dan panah sambil katakan wartawna tak boleh ada di sini, segera pulang," tuturnya.
Wartawan Harian Cenderawasih Pos, Deny Alvino, yang melakukan peliputan di Kampung Fona TPS 3 malah diancam dengan cara dikalungi senjata tajam (parang). Saat sedang mengambil gambar TPS.
"Saat itu saya sedang ambil gambar, tiba-tiba anggota tim sukses salah satu pasangan menodongkan parang di leher saya. Lantas saya menghentikan aktivitas saya. Lalu menjelaskan bahwa saya wartawan, tapi malah dia bilang wartawan tidak boleh ambil gambar. Ini wilayahnya pasangan calon nomor urut 2. Karena suasana makin tak kondusif, saya mencoba menyelamatkan diri," ceritanya.
Selanjutnya, Deny menyelamatkan diri dengan speed boat dari Kampung Fona ke Kampung Tayai.
"Saya ditolong warga dengan speed boat, untuk selamatkan diri keluar dari Kampung Fona pindah ke Kampung lain," ujarnya.
Sementara Wartawan RRI Jayapura Arul Firmansyah diintimidasi dengan senjata kapak saat meliput pemungutan suara di Kampung Tayai TPS 3.
"Saat saya sedang mengambil foto suasana pemungutan suara dengan iPad, tiba-tiba seseorang dengan mengacungkan kapak mendatangi saya dan melarang aktivitas saya," katanya.
Meski sudah menjelaskan bahwa ia adalah wartawan, tapi tetap diancam.
"Wartawan tidak boleh ambil gambar, ini tanah saya. Jadi yang menang harus nomor urut 3," ujar Arul menirukan ancaman orang tersebut.
Belakangan, lanjut Arul, diketahui yang mengancamnya adalah anggota tim sukses salah satu pasangan calon.
"Warga yang kasih tahu, kalau yang ancam namanya Edi Kogoya anggota tim sukses pasangan calon nomor urut 3," katanya lagi.
Kontributor tvOne yang meliput di Kampung Tayai TPS 1, Mega Batkorumbawa, juga diintimidasi saat melakukan pengambilan gambar TPS yang kondisinya ditutupi dengan daun pohon sagu.
"Tiba-tiba ada yang memaksa saya menghentikan ambil gambar sambil pegang kamera, dan kemudian mengancam, wartawan tidak boleh ambil gambar," kata Mega saat ditemui di Kasonaweja ibukota Mamberamo Raya.
Namun, sambung Mega, ia tetap nekad merngambil gambar, karena melihat adanya aparat Brimob dan TNI di lokasi.
"Saya terus ambil gambar, meski dilarang," katanya.
Sementara, nasib 3 wartawan yang melakukan peliputan di TPS lain, hingga kini belum diketahui kondisinya. Ketiga wartawan itu adalah Andika Wanmafma dari TVRI Papua di TPS Wakeyadi, Tumbur Parlindungan Gultom dari Harian Papua Pos di Kampung Fona TPS 2 dan Rivando Nay dari RCTI di Kampung Fona TPS 1.
Kondisi geografis yang sangat sulit serta akses komunikasi sangat terbatas, menjadi salah satu kendala untuk mengetahui keberadaan ketiganya.
Penjagaan aparat keamanan di TPS juga sangat minim. Jika sebelum pemungutan suara berlangsung, Kapolres Mamberamo Raya AKBP Terry Levin menyatakan, menyiapkan 7 personil di tiap TPS terdiri dari, 2 personil Polres, 2 personil Brimob, 2 personil TNI dan 1 intel. Namun, kenyataan di lapangan, hanya ada 1 personil polisi yang melakukan pengamanan di sejumlah TPS.
Empat wartawan yang diintimidasi, hari ini dengan menggunakan speed boad setelah menempuh perjalanan 13 jam dari lokasi, tiba di Kasonaweja Ibukota Mamberamo Raya, dan berencana akan mendatangi Polres setempat guna menanyakan keberadaan tiga rekannya sekaligus melaporkan adanya intimidasi tersebut.
Sembilan TPS yang melakukan pemungutan suara ulang ke 2 Pilkada Mamberamo Raya adalah, TPS Wakeyadi dengan 126 DPT,
TPS Tayai 1 jumlah DPT 374, TPS Tayai 2 jumlah DPT 271, TPS Tayai 3 jumlah DPT 264, TPS Bareri 1 jumlah DPT 174, TPS Bareri 2 jumlah DPT 102, TPS Fona 1 jumlah DPT 297, TPS Fona 2 jumlah DPT 209, TPS Fona 3 jumlah DPT 174.
Pasangan yang bertarung dalam pemungutan suara ulang kedua Pilkada Mamberamo Raya adalah, nomor urut 1, Robby Wilson Rumansara-Yahya Fruaro dan nomor urut 2, Demianus Kyew Kyew-Adiryanus Manemi, nomor urut 3, Dorinus Dasipa-Yakobus Britai.