Semburan Lumpur di Balikpapan Aman dari Gas Beracun
- BNPB
VIVA.co.id – Aktivitas pengeboran sumur air tanah akibat krisis air yang dilakukan masyarakat Balikpapan, Kalimantan Timur, mengakibatkan semburan gas bercampur lumpur di Kompleks Gereja Bethany, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kamis, 9 Juni 2016.
Semburan terjadi saat empat pekerja menggali sumur bor pada pukul 11.00 Wita. Saat melakukan pengeboran pada kedalaman 64 meter, tiba-tiba gas menyembur bersama lumpur setinggi 35 meter. Semburan berlangsung hingga pukul 16.08 Wita.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Balikpapan, Suseno, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Akibat semburan gas dan lumpur satu bangunan gereja dan satu unit asrama gereja terkena lumpur.
"BPBD Kota Balikpapan dibantu oleh TNI dan Polri melakukan evakuasi dan pengamanan TKP. Pertamina dan PT. Total melakukan pemantauan secara periodik," katanya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, penelitian sudah dilakukan Distamben Provinsi Kalimantan Timur terhadap kandungan semburan. Semua kandungan dinyatakan masih di batas ambang normal.
"Tidak ada gas beracun. Gas dan lumpur aman terhadap lingkungan. Untuk menjaga maka BPBD Kota Balikpapan mendirikan posko pengawasan bersama dengan TNI, Polri, Pertamina dan PT. Total," katanya.
Kejadian semburan gas dan lumpur pada saat ada pengeboran sumur oleh masyarakat di Balikpapan ini bukan kejadian yang pertama. Sebelumnya pernah terjadi juga. Termasuk di Samarinda dan daerah lain di Kalimantan Timur.
Ini disebabkan adanya lapisan kedap air (impermeable) yang berada di atas air dalam sistem akuifer air tanah. Air yang tidak bisa keluar, lantas terperangkap dalam sedimen dan tidak dapat mengalami pembatuan (litifikasi). Saat terjadi getaran dan sesuatu yang menembus lapisan endapan maka terjadi kontak antara lapisan dan benda yang berada di permukaan. Adanya tekanan lapisan sedimen tinggi maka dorongan untuk melepaskan tercipta dan akhirnya muncul semburan lumpur ke permukaan.
(mus)