Usai Gelombang Pasang, Sampah Menumpuk di Pantai Yogya
- VIVA.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id – Meski gelombang pasang mulai mereda, masyarakat di pesisir pantai selatan Yogyakarta diminta tetap waspada. Karena, potensi gelombang pasang masih terjadi untuk beberapa hari ke depan.
Kepala Pos Klimatologi Joko Budiono mengatakan, untuk prediksi ketinggian gelombang antara dua meter hingga lima meter, sedangkan kecepatan angin 10 knot hingga 20 knot.
"Kondisi air laut pasang dengan kecepatan angin yang cukup tinggi bergerak dari Samudera Hindia, berdampak pada tinggi gelombang di selatan Jawa," kata Joko, Jumat 10 Juni 2016.
Dengan kondisi tersebut, nelayan diimbau untuk tidak melaut. Sementara itu, wisatawan yang berlibur ke pantai diminta meningkatkan kewaspadaan. "Jangan sekali-sekali mandi di laut," katanya.
Rohmat, salah satu anggota SAR Pantai Depok mengatakan, usai gelombang pasang paling besar yang terjadi Kamis 9 Juni 2016, selain merusak rumah makan, juga membawa banyak material sampah yang menumpuk di pantai.
"Sepanjang pantai Depok, kondisi pantai penuh dengan sampah dan belum dibersihkan, mengingat gelombang pasang masih berpotensi terjadi," katanya.
Para pemilik rumah makan seafood yang diterjang gelombang pasang hingga saat ini juga belum memperbaiki kerusakan. Termasuk membersihkan rumah makannya yang tertimbun pasir dengan ketinggian 10-50 sentimeter.
"Dipastikan, selama satu pekan ke depan, belum ada rumah makan yang terdampak gelombang pasang yang membuka usahanya. Apalagi, saat ini pengunjung sepi karena bersamaan dengan bulan puasa," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Bambang Legowo, mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum akan menerjunkan petugas pembersih pantai, karena kondisi gelombang belum surut, sehingga akan sia-sia jika pembersihan dilakukan saat ini.
"Nanti kalau laut tenang, petugas pembersih pantai akan dikerahkan gotong royong dengan tim SAR dan juga warga masyarakat untuk bersih bersih pantai," katanya.