Mantan PNS Minta Anggota DPR Tak Jadi Makelar Proyek

Pensiunan Satpol PP Pemkab Bantul, Ngadiyo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Daru Waskita.

VIVA.co.id – Aksi unik dilakukan oleh mantan Pegawai Negeri Sipil Bantul, Ngadiyo. Ia menghiasi mobil dengan spanduk berisi sindiran kepada anggota DPR agar tidak menjadi makelar proyek dan jabatan.

Pemerintah Mau Pandemi Jadi Endemi, Anggota DPR: Harus Ada Standar

Spanduk yang dipasang di sisi kanan mobil bertuliskan, "wakil rakyat mohon tidak menjadi makelar proyek." Sedangkan, spanduk yang terpasang di atas tutup mesin mobil bertuliskan "tikus-tikus korupsi oknum wakil rakyat di Jakarta di sidang gara-gara proyek dana aspirasi, semoga tidak menular di Bantul."

Pensiunan Satpol PP Pemkab Bantul ini memajang mobil di pintu masuk Pemkab Bantul mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Selain itu, ratusan selebaran yang berisi lima tuntutan juga diberikan kepada PNS di lingkungan Pemkab Bantul termasuk Bupati Bantul, Suharsono.

Atasi Gejolak Harga Pangan, Anggota DPR Desak Pemerintah Buat HET

"Saya berharap kasus proyek dan aspirasi di Jakarta semoga tidak menular di Bantul. Saya berharap wakil rakyat tidak menjadi makelar proyek dan makelar jabatan dan semoga perubahan kepemimpinan baru di Bantul lebih baik dan bebas dari tikus-tikus korupsi," kata Ngadiyo.

Sebagai warga Bantul, Ngadiyo merasa sangat mencintai kabupaten tersebut dan tidak ingin ada anggota Dewan baik di daerah maupun pusat masuk penjara gara-gara korupsi.

Jokowi Ingatkan Harga Barang Naik, Anggota DPR: Harusnya Buat Strategi

"Saya orang Bantul dan tidak ingin masyarakat Bantul sengsara gara-gara korupsi oleh wakil rakyat," katanya.

Anggota DPRD Bantul, Supri, mendukung langkah Ngadiyo yang mengingatkan anggota Dewan agar tidak menjadi makelar proyek dan makelar jabatan.

"Aksi itu patut mendapatkan apresiasi karena siapa lagi yang mau mengingatkan Dewan?" ujarnya.

Kompleks Gedung MPR DPR dan DPD (Ilustrasi)

BNPT Rilis Ciri Penceramah Radikal, Ini Respons Anggota DPR

Menurut Bukhori, indikator yang dipaparkan oleh BNPT cenderung sumir sehingga dapat memicu tafsir liar bagi masyarakat awam

img_title
VIVA.co.id
9 Maret 2022