"Tanda Merah di Jantung Jadi Sasaran Tembak"
VIVAnews - Tata cara pelaksanaan hukuman mati yang tercantum dalam undang-undang memang sudah jelas. Tetapi, ada pula cara pelaksanaan tembak mati yang tidak tertulis dalam peraturan. Suasana lapangan eksekusi yang semula redup, tiba-tiba terang benderang oleh lampu sorot. Belum lagi tanda merah yang terletak di bagian jantung si terpidana mati.
Cerita detail itu disampaikan pengacara terpidana mati Rio "Martil" Alex Bulo, Pranoto, kepada VIVAnews di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis, 6 November 2008. Pranoto mendampingi Rio Martil dari eksekusi sampai ke liang lahat.
Rio mendapatkan julukan martil karena keempat korbannya tewas dibunuh menggunakan martil. Korban terakhir adalah seorang narapidana kasus korupsi, Iwan Zulkarnaen. Iwan yang juga teman satu sel Rio di LP Nusakambangan, dibunuh menggunakan martil pada awal Mei 2005.
Berikut wawancara khusus dengan VIVAnews:
Apa yang dilakukan sebelum Rio dieksekusi?
"Saya diberi tahu untuk memberitahukan hak-hak di Nusakambangan. Kemudian, kami menjemput Rio dan memindahkannya ke Purwokerto. Saat di Purwokerto, Rio ditanya pesan terakhir yang banyak sekali.
Pesan terakhir Rio?
"Salah satunya dipertemukan dengan istri dan anak. Itu semua sudah dilakukan. Kemudian, Rio berpesan barang-barang yang ada di LP Nusakambangan diberikan pada napi yang berkelakuan baik"
Bagaimana ekspresi Rio ketika mengetahui akan dieksekusi?
"Biasa-biasa saja. Karena sejak tahun 2001 sudah diputuskan pidana mati. Kami sudah melakukan banding sampai Peninjauan Kembali, ditolak. Secara mental, sudah siap."
Apa sempat menemui saat terpidana diisolasi?
"Isolasi tiga hari, saya tidak menemuinya. Cuma melihatnya dari kejauhan, karena tidak boleh."
Apa yang dilakukan menjelang proses eksekusi?
"Saya dijemput berangkat lebih dulu ke lokasi menggunakan mobil pada malam hari."
Tempatnya?
"Saya waktu itu tidak tahu, belakangan saya tahu tempatnya di Cipendok, Purwokerto. Rio tiba di lokasi 30 menit kemudian"
Bagaimana posisi Rio saat dieksekusi?
"Ada 12 orang petugas, semua memegang senapan. Rio dalam keadaan berdiri. Sesuai undang-undang, mata ditutup, ada tiang kayu, Rio ditempatkan di tiang kayu yang lebih tinggi dari pada badannya,"
Diikat atau diborgol?
"Saya tidak tahu, saya berjarak 10 meter dari dia."
Bagaimana urutan pelaksanaan eksekusi?
"Ada upacara, yang pertama jaksa eksekutor membacakan eksekusi. Kedua, dokter memeriksa apakah terpidana sehat atau tidak. Ketiga, rohaniawan memanjatkan doa dan lain-lain. Keempat, jaksa meminta regu tembak melakukan eksekusi. Ketika eksekusi dilakukan, lampu tiba-tiba menyala terang. Kemudian, ada tanda merah tepat di jantungnya."
Apakah terdengar suara Rio yang kesakitan usai ditembak?
"Saya bukan dokter, apakah dia masih hidup atau tidak. Yang terdengar cuma suara tembakan. Tidak ada erangan. Setelah ditembak, dokter memeriksa terpidana untuk memastikan sudah meninggal atau belum. Setelah itu dibawa ke rumah sakit. Saya mendampingi jenazah sampai pemakaman di Semarang"