Museum Indonesia Butuh Perhatian
VIVA.co.id – Pertemuan Nasional Museum Se-Indonesia digelar di Hotel Sanur Paradise Plaza, Denpasar, Bali, Senin malam, 30 Mei 2016. Acara dibuka dengan tari-tarian khas Bali dan pemukulan kulkul sebagai tanda semangat persatuan dan kekeluargaan.
Selain Pemerintah, hampir seluruh tokoh-tokoh permuseuman, Budayawan, Seniman dan Maestro seluruh Indonesia hadir untuk memeriahkan pertemuan yang bertema Mewujudkan Ekosistem Museum yang Berkarakter dan Berkepribadian Nasional.
Pagelaran tiap tahunan ini diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Asosiasi Museum Indonesia (AMI) - Asosiasi Museum Daerah (AMIDA), serta Pemerintah Provinsi dan Kota Bali.
Pagelaran juga untuk membahas permasalahan-permasalahan museum yang ada dan mencarikan solusi dengan beberapa opsi seperti, teknologi digital untuk pengembangan museum, peningkatan citra museum, Sumber Dana Manusia cerdas serta kreatif dan pelibatan publik dalam pengembangan museum.
Mewakili Mendikbud Anies Baswedan, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Nono Adya Supriyatno, mengapresiasi terselenggaranya acara ini.
"Lewat forum pertemuan nasional museum ini, mari kita bangun komunikasi membahas isu strategis untuk memperluas informasi bagi masyarakat. Karena museum menjadi tanggung jawab keseluruhan." ujar Nono dalam keterangan persnya.
Nono menambahkan bahwa pemerintah saat ini sedang membangun museum ke depan agar menjadi sumber belajar, tempat penelitian dan pengembangan bagi suatu peradaban yang pernah terjadi.
Museum yang berkualitas
Sementara itu, Ketua Asosiasi Museum di Indonesia, Putu Supadma Rudana, mengatakan museum-museum di Indonesia harus segera direvitalisasi untuk menarik minat pengunjung.
"Sebanyak 426 museum di Indonesia ini sangat membutuhkan perhatian yang komprehensif. Pertemuan ini diadakan untuk membahas dan berdiskusi mengenai masa depan museum agar lebih berkembang dan berkualitas dalam melayani masyarakat dan menjawab tantangan museum di skala internasional," ujar Putu
AMI juga berharap agar Pemerintah dan DPR segera membentuk badan permuseuman Indonesia karena sinkron dengan undang-undang ekonomi kreatif yang telah diusulkan pemerintah.
Putu mengatakan museum memegang peran penting dalam kebudayaan, jati diri bangsa dan destinasi utama pariwisata. "Karena itu, kami berharap action perubahan museum ke yang lebih baik segera terealisasi," ujar Putu Rudana.
Dalam pertemuan tersebut, Maestro dunia, Nyoman Gunarsa menyempatkan diri menggambar sketsa wajah Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Nono Adya Supriyatno. Diiringi tari Cendrawasih (Maestro Swasti Bandem) dan tari Oleg Tamulilingan (Maestro I Ketut Mario). Nyoman hanya memerlukan waktu 20 menit saja untuk membuat sketsa tersebut.
Nyoman Gunarsa merupakan maestro lukisan asal Bali yang sudah melakukan pameran hampir di seluruh dunia seperti Italia, Perancis, German. Di mana satu lukisan Nyoman Gunarsa bisa berkisar ratusan juta, bahkan miliaran rupiah.
Pertemuan Nasional Museum ini akan diselenggarakan mulai 30 Mei hingga 1 Juni 2016. Diharapkan Pertemuan Nasional Museum ini dapat menjadi forum bagi insan permuseuman, memberi pengetahuan baru dan bertukar pengalaman bagi kepala museum se-Indonesia, bagaimana mengelola dan mengembangkan museum dengan baik.
Hadir juga dalam acara tersebut, Jefri Riwu (Komisi X DPR), Dewa Putu Bratha (Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali), Nyoman Gunarsa (Maestro), Harry Darsono (Maestro).