Kapolri: Jangan Ragukan Ari Dono Sebagai Kabareskrim Baru
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti telah menunjuk Inspektur Jenderal Ari Dono Sukmanto sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, menggantikan Komisaris Jenderal Anang Iskandar. Badrodin yakin Ari Dono mampu menyelesaikan kasus-kasus yang bakal ditangani Bareskrim.
"Harus mampulah, kok kamu yang meragukan," kata Badrodin kepada para wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat 27 Mei 2016.
Badrodin menuturkan, bahwa dalam menangani perkara pasti ada proses pengusutan yang mudah diselesaikan, ada pula yang tidak.
"Semua penyidik sama. Nah tentu setiap kasus bisa berbeda-beda, ada kasus yang kesulitannya cukup tinggi, ada kasus yang kesulitannya tidak begitu tinggi. Itu kan yang membedakan," katanya.
Ia menegaskan, pengangkatan Irjen Ari Dono itu didasarkan atas pertimbangan dan pengalaman yang pernah dijabatnya selama mengabdi di kepolisian.
"Saya pikir kalau sudah bintang dua itu sudah merupakan suatu seleksi alam yang sudah cukup baik. Karena, apa pun setiap jabatan, ada persyaratan, ada masa kerjanya harus dihitung, ada masa pendidikan yang harus memenuhi persyaratan di situ," katanya.
Rotasi Pati Polri yang dikeluarkan oleh Jenderal Polisi Badrodin Haiti itu tertuang dalam surat telegram (TR) Kapolri dengan Nomor: ST/1314/V/2016, tanggal 27 Mei 2016.
Pati Polri yang dirotasi ialah Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Polisi Anang Iskandar diganti oleh Inspektur Jenderal Polisi Ari Dono Sukmanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala Bareskrim Polri. Sementara itu, jabatan Anang Iskandar sebagai Pati Bareskrim Polri dalam rangka pensiun dari jabatannya.
Sementara itu, jabatan Wakabareskrim Polri dijabat oleh Brigjen Antam Novambar, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.
(ren)
Kilas Balik Ari Dono, Kepulangan Habib Rizieq, hingga Usir Trump
Ari Dono adalah jenderal polisi yang pernah mengumumkan Ahok sebagai tersangka kasus penistaan agama beberapa tahun lalu
