Harga Murah Daging Sapi Patut Dicurigai Oplosan Babi
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id - Masyarakat diimbau tidak mudah tergiur membeli daging dengan harga lebih murah dari harga pasaran. Sebab, bisa jadi daging itu adalah daging sapi yng dicampur dengan daging babi.
Contoh kasus peredaran daging oplosan sapi dan babi diungkap Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur, dengan tersangka SR (52 tahun), penjual daging di Pasal LMKM Semolowaru, Surabaya.
"Daging sapi yang dicampur babi ini dijual tersangka dengan harga murah. Tersangka tidak bilang ke konsumen kalau daging yang dijual ada daging babinya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi RP Argo Yuwono, di Markas Polda Jatim di Surabaya pada Kamis, 26 Mei 2016.
Nuriyah, petugas dari Dinas Peternakan Jatim, mengatakan bahwa dalam banyak kasus penjual daging oplosan menjual dagingnya dengan harga di luar kewajaran, yakni lebih murah dari harga pasaran. "Jangan tergiur dengan harga murah," ujarnya.
Konsumen, katanya, perlu curiga jika menemukan penjual menawarkan daging sapi lebih murah. Harus dilihat diteliti lebih dulu apakah daging itu betul-betul daging sapi atau babi. "Karena di pasaran harga daging sapi memang mahal," ujar Nuriyah.
Ia lantas membeberkan tiga ciri yang membedakan daging sapi dengan babi. Daging sapi warnanya merah terang. Sedangkan warna daging babi merah pucat. Kedua, bau daging sapi khas, berbeda dengan bau daging babi yang lebih amis. Ketiga, serat daging sapi kasar, sedangkan serat daging babi lebih halus.
Jelang Ramadan kali ini, Polda Jatim baru berhasil mengungkap kasus daging sapi campur babi di Pasar Semolowaru saja. Polisi masih mendalami peredaran daging oplosan itu di Pasar Mangga Dua, Wonokromo, Surabaya, pasar tersangka SR memperoleh daging babi.