Keunikan NU Bikin Peneliti Kanada Dua Kali ke Indonesia
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id – Hampir dua minggu Alexandre P. Pelletier berada di Surabaya, Jawa Timur. Dia wara-wiri menemui beberapa aktivis Nadhlatul Ulama (NU) baik yang berada di struktur kepengurusan maupun luar struktur untuk diwawancarai. Pelletier meneliti NU dan perannya dalam membangun toleransi di masyarakat Indonesia.
"Saya tertarik ke Indonesia dan meneliti NU karena di organisasi ini ada ruang terbuka untuk diskusi. Itu bagus untuk tumbuhnya demokrasi," kata Alexandre saat ditemui VIVA.co.id di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Jawa Timur, Kamis 26 Mei 2016.
Ini kali kedua Alexandre Pelletier datang ke Indonesia. Dua tahun lalu, mahasiswa S3 University of Toronto, Kanada itu juga menjejakkan kaki untuk keperluan sama, meneliti NU. Dua provinsi yang ia teliti sebagai sampel yakni Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim).
Fokus penelitiannya ialah kekuatan struktur NU dalam menyebarkan nilai-nilai moderat. Menurut peneliti tersebut, NU unik karena lihai dalam meramu perbedaan termasuk perbedaan di internal sendiri sehingga memunculkan satu kebijakan yang moderat dan akhirnya diterima semua pihak. Â
"Di struktur NU itu sendiri ada perbedaan. Ada kiai struktur yang konservatif tapi ada juga yang progresif dan liberal. Tapi NU bisa mengolah itu menjadi moderat. Ini yang menurut saya unik dan sulit dijelaskan," katanya.
Namun sejauh yang ia amati, menurutnya ada perbedaan antara gerakan struktural NU di Jabar dan Jatim. Di Jatim, NU lebih terbuka dan motor organisasinya berjalan dengan baik dalam menjaga kemoderatan. Tak demikian berpengaruh dengan NU di Jawa Barat.
"Dan struktur NU di Jatim bisa mewujudkan pikiran dan kebijakan moderatnya dari tingkat PW (pengurus wilayah) sampai ke bawah termasuk ke pesantren-pesantren. Jadi kekuatan struktur NU di Jatim secara umum berjalan dengan baik," katanya lagi.
Dia mengambil contoh keputusan NU saat berperan memecahkan masalah konflik Sunni-Syiah di Sampang, Madura beberapa tahun lalu. Soal itu, di internal NU terdapat perbedaan.
"Meski keputusan NU tetap jadi polemik tapi secara umum NU bisa mengeluarkan keputusan yang bisa mendamaikan dan itu diikuti oleh pengurus di bawahnya," ujar dia.
(ren)