Pemerintah Perluas Kampung Siaga Bencana
- VIVA.co.id/Adib Ahsani
VIVA.co.id - Kementerian Sosial (Kemensos) akan memperluas fasilitas kampung siaga bencana guna meminimalisasi korban dalam setiap terjadi bencana. Upaya ini dilakukan menyusul semakin seringnya terjadi bencana di Tanah Air.
Direktur Jenderal Perlindungan Jaminan Sosial, Harry Hikmat, mengatakan, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam kampung siaga bencana sebagai ujung tombak untuk mengantisipasi dan mengatasi bencana.
"Saat ini, jumlah kampung siaga bencana seluruhnya 367, dan untuk Jawa Barat sebanyak 47. Kami akan terus mendorong dan memfasilitasi kampung siaga bencana, terutama di daerah-daerah terpencil yang sangat rawan," ujar Harry saat bersama Mensos Khofifah Indar Parawansa mengunjungi korban banjir dan tanah longsor di Subang, Rabu, 25 Mei 2016.
Masyarakat dalam kampung siaga bencana, menurut Harry, juga akan diberikan pengetahuan mengenai sistem peringatan dini dan antisipasi, serta pertolongan pertama jika terjadi bencana.
Kementerian Sosial bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan SAR Nasional, PMI, dan BMKG, akan terus meningkatkan sistem peringatan dini bencana di masyarakat. "Peningkatan sistem peringatan dini di masyarakat ini sangat penting guna meminimalisasi korban," ujar Harry.
Di sisi lain, kata Harry, pemerintah akan terus melakukan pembenahan dan peningkatan kemampuan taruna siaga bencana seperti, peningkatan kemampuan manajemen pengungsi.
"Daya jangkauan dan kemampuan Tagana kami terus tingkatkan sebagai bagian tim penanggulangan bencana bersama instansi lainnya," kata Harry.
Bencana banjir dan tanah longsor di Subang, Jawa Barat, telah memakan korban enam orang meninggal dunia dan tujuh lainnya mengalami luka berat.
Para korban meninggal dunia adalah Parmi (perempuan, 50 tahun), Mae (perempuan, 17 tahun), Eni (perempuan, 45 tahun), Nabila (perempuan, 7 bulan), Musa (laki-laki, 55 tahun), dan Rizal (laki-laki, 10 tahun).