Gubernur Ganjar Endus Permainan Anggaran KONI Jateng
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berang terhadap kondisi keuangan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Tengah yang amburadul. Ganjar bahkan mengendus adanya permainan anggaran yang tak transparan dalam organisiasasi olahraga itu.
Sikap kesal Ganjar ditunjukkan saat ia mengumpulkan pengurus KONI Jateng di ruang kerjanya pada Selasa, 24 Mei 2016. Di hadapan seluruh cabang olahraga yang hadir Ganjar blak-blakan mengupas seluruh keburukan pengurus KONI selama ini.
Kemarahan Ganjar bermula saat melihat pengurus KONI yang dianggap tak transparan dalam menyusun anggaran cabang olahraga (Cabor) menghadapi ajang PON di Jawa Barat pada bulan September 2016 mendatang. Indikasinya terlihat adanya porsi anggaran yang beda antara cabor satu dengan yang lain.
"Politik olahraga (KONI) tidak jelas. Ya (kita) kalah terus kalau begini. Mestinya politik olahraganya jelas, ini pendulang emasnya siapa, kita siapkan lebih strategis. Atlet juga mestinya porsinya lebih banyak,” tegas Ganjar.
Diskriminasi pembagian anggaran di tubuh KONI itulah yang kemudian membuat Ganjar menunda pencairan anggaran Rp70 miliar untuk KONI tahun ini.
"Ketahuan selama ini penyusunan anggaran KONI 'ora cetho’ (tidak jelas). Maka saya minta untuk diper’cetho’ agar segera beres. Kalau hari ini selesai, saya teken (anggarannya) dan besok cair," beber mantan anggota DPR asal PDI Perjuangan itu.
Ia menduga, terpuruknya prestasi olahraga Jawa Tengah selama ini akibat permainan anggaran yang dilakukan para pengurus. Ditambah lagi setelah dilakukan cek and ricek antara pengurus cabor satu dengan yang lain justru tak hafal porsi anggarannya.
"Kalau KONI tidak transparan maka KONI berarti tidak pro terhadap Good Governance and clean Government dalam olahraga. Terus terang saja yang menanggung dosanya ya KONI," tegas Ganjar.
Terang-terangan, Ganjar pun mendapati anggaran hibah olahraga yang ternyata tidak semua cabor memperolehnya secara merata. Ada satu cabor yang selama ini tidak mendulang emas ternyata memperoleh dana paling besar, sedangkan cabor pendulang emas ternyata tidak dapat prioritas.
Seperti halnya cabang Anggar yang tidak pernah mendulang emas mendapat porsi besar. Sementara atletik lain yang kerap mendulang emas tidak menjadi prioritas.
"Dulu saya percaya dan tidak mau ikut campur, tapi (justru) olahraga (Jateng) nggak mau maju, " tegasnya lagi.
Ganjar memberikan waktu satu minggu ke depan agar pengurus KONI segera memperbaiki anggaran. Ia meminta ada penataan ulang mulai dari sistem demokrasi, terbuka, dan melibatkan semua pengurus.
"Tidak boleh ada lagi olahraga ‘silat lidah’, tidak boleh. Nggak usah ada setor-setor ke yang lain-lain. Ini agar atlet senang. Saya menunggu momentum seperti ini. KONI di bawah Gubernur saya, saya mau harus hijrah, harus terbuka. Buang cara-cara lama," lanjut politisi PDIP itu.
(ren)