Polri Klaim Tak Ada Unsur Korupsi di Uang Kerohiman Siyono

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Syaefullah

VIVA.co.id - Keluarga terduga teroris Siyono dan aktivis organisasi Pemuda Muhamadiyah melaporkan uang kerohiman sebesar Rp100 juta dari Kepala Detasemen Khusus Anti-Teror Mabes Polri, Brigjen Pol Eddy Hartono, ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis, 19 Mei 2016. Markas Besar Polri memberikan tanggapan atas langkah tersebut.

DPR Usulkan Dibentuknya Dewan Pengawas Densus 88

"Kami monitor saja ya. Bagaimana tindak lanjut dari teman-teman KPK terkait kasus tersebut," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Mei 2016.

Menurut Agus, uang tersebut sebagai uang duka atau santunan kepada keluarga yang bersangkutan. Ia mengklaim Kadensus tak meminta pamrih atas pemberian tersebut.

MUI Ingatkan Polisi Jangan Berlebihan Kepada Terduga Teroris

Baca:

"Itu kan Kadensus. Beliau memberikan uang itu dengan ikhlas," ujarnya.

Uang Kerohiman Kadensus 88 Bagi Siyono Dilaporkan ke KPK

Jenderal bintang satu itu menegaskan bahwa uang yang diberikan dari Kadensus 88 Anti Teror Mabes Polri kepada keluarga Siyono itu murni dari yang bersangkutan. Dengan kata lain, tidak ada unsur korupsi atau uang ilegal di sana. "Dari beliau (Kadensus)," kata Agus lagi.

Lebih lanjut, Agus tak bersedia merinci secara detail mengenai jumlah nominal uang kerohiman yang diberikan kepada keluarga korban. Apakah totalnya benar mencapai Rp100 juta atau tidak.

"Oh tidak itu kan relatif. Jumlahnya itu relatif. Beliau memberikan pada saat itu jumlahnya itulah pertimbangan beliau pada saat itu," tutur Agus.

Komnas HAM dan PP Muhammadiyah membeberkan hasil autopsi Siyono yang tewas di tangan Densus 88 Polri, Senin (11/4/2016)

Kematian Siyono Akan Dilaporkan ke Dewan HAM PBB

Siyono adalah terduga teroris yang tewas saat ditangkap Densus 88.

img_title
VIVA.co.id
9 Maret 2017