Strategi Kemenhub Atasi Titik Kemacetan Puncak Arus Mudik
- Antara/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id – Kementerian Perhubungan memprediksi pemudik yang akan menggunakan mobil pribadi maupun sepeda motor akan meningkat pada tahun ini. Sebagian besar pemudik yang berasal dari wilayah Jabodetabek akan menuju berbagai kota di Pulau Jawa.
Untuk mengatasi kemacetan akibat bertambahnya volume kendaraan pribadi, Kepala Sub Direktorat Angkutan dan Multimoda Kementerian Perhubungan, Toto Noerwicaksana, mengatakan, Kemenhub telah menyiapkan beberapa strategi untuk menangani titik kemacetan.
Strategi itu antara lain, optimalisasi pembukaan pintu gerbang tol, penambahan petugas di lapangan dan optimalisasi gerbang tol otomatis (GTO).
"Kami juga akan menerapkan manajemen rekayasa lalu lintas di titik simpang yang berpotensi kemacetan," ujar Toto dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis 19 Mei 2016.
Selain itu, lanjut dia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan tempat peristirahatan di jalan tol akan dibuka tutup apabila terjadi kepadatan. Penambahan petugas dan perlengkapan jalan portable juga dilakukan di beberapa titik pasar tumpah.
Sementara itu, khusus untuk antisipasi kendaraan di sepanjang jalur Pantura, menurut Toto, diperlukan manajemen rekayasa lalu lintas di pintu masuk maupun keluar pintu tol Pejagan, Brebes Timur, dan Brebes Barat. Dengan menyiapkan konsep pengalihan arus pada jalan alternatif untuk membagi bebas lalu lintas. Peniadaan transaksi di pintu tol Cikopo arah jalan tol Palimanan juga ditiadakan.
"Dengan memperhitungkan kapasitas jalan yang ada, Kami mengusulkan contra flow 3-1 dari Brebes Timur, Kaligangsa, Margana hingga Simpang Mayang," kata dia.
Kemenhub memprediksikan, pemudik yang akan menggunakan mobil pribadi pada tahun ini mencapai 2,4 juta atau meningkat 1,04 persen dari tahun lalu. Sementara itu, pemudik sepeda motor diprediksi mencapai 3,8 juta atau meningkat 1,48 persen dari tahun lalu. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-5 atau 1 Juli 2016, hingga H+3 atau 10 Juli 2016.