Menteri Puan Habiskan Rp200 Ribu Hanya untuk Beli Kerupuk

Menko PMK, Puan Maharani saar menyeberangi Sungai Bengawan Solo di atas getek
Sumber :
  • Fajar Sodik/ VIVA.co.id

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, menyeberangi Sungai Bengawan Solo dengan menaiki perahu getek. Tak hanya itu, putri Presiden kelima RI ini juga memborong kerupuk karak dari penjual yang sedang ikut menyeberang.

Menko Puan Ingin Venue Asian Games 2018 Ada Fungsi Tambahan

Di sela-sela kunjungan ke daerah sentra penghasil kerupuk karak di Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat, 13 Mei 2016, Puan menyempatkan melihat dari dekat alat transportasi penyeberangan perahu getek yang biasa digunakan warga.

Perahu getek tersebut menghubungkan daerah Gadingan dengan Beton, Kampungsewu, Solo. Setiap hari, warga di dua daerah tersebut mulai dari siswa sekolah, pedagang karak, petani dan profesi lainnya, memanfaatkan perahu getek untuk mengakses dua daerah itu.

Menko PMK Targetkan Venue Equestrian Selesai Akhir 2017

Puan pun terlihat akrab berbaur dengan warga yang sebagian besar merupakan penjual karak. Menteri PMK yang mengenakan baju putih, juga menggandeng penjual karak tersebut untuk naik ke atas getek bersamanya. 

Selama menyeberangi sungai, Puan tak hanya berbincang, dia pun memanfaatkan momen itu untuk memborong satu keranjang karak yang dijual Surahni (75).

Menko PMK Tinjau Persiapan Venue Asian Games 2018

"Tadi sewaktu di atas getek, saya beli semua karak. Jumlahnya ya satu bakul (keranjang)," kata Puan setelah turun dari perahu getek.

Selanjutnya, karak tersebut oleh Surahni dibungkus dalam beberapa plastik kresek, kemudian dibagikan kepada warga dan rombongan menteri. Kontan, sang penjual pun bersuka ria, karena dagangannya telah habis sebelum sempat dijajakan di Solo.

"Saya kaget, tadi kayaknya diborong Mbak Puan. Semuanya dibayar sekitar Rp200 ribu," kata Suharni semringah.

Sementara itu, ketika disinggung mengenai pengalamannya naik getek, Puan mengaku sengaja naik moda transportasi itu agar bisa merasakan pengalaman sehari-hari warga Gadingan, yang harus naik perahu untuk menyeberang ke Solo.

"Baru sekali ini saya naik getek menyeberangi Bengawan Solo. Kenapa saya naik getek, supaya bisa merasakan seperti masyarakat sini yang setiap hari naik getek," ujarnya.

Dari pengalamannya ini, Puan berjanji akan mengupayakan perbaikan jalan menuju titik penyeberangan, mengingat saat ini kondisinya becek jika turun hujan. "Jadi kami akan usulkan untuk dilakukan pengerasan jalan, supaya jalan menghubungkan kedua titik penyeberangan dengan daerah seberang lancar," ucap dia.

Sedangkan rencana lainnya, "Salah satu aspirasi yang muncul dari masyarakat adalah pembuatan jembatan. Saya akan usahakan tetapi yang terpenting pengerasan dulu," kata dia.

Dengan adanya kelancaran transportasi, diharapkan perkembangan ekonomi di sentra kerajinan karak bisa lebih maju, mengingat daerah tersebut telah turun temurun menjadi sentra penghasil karak.

Warga gotong royong membongkar rumahnya yang terdampak sliding di bibir Sungai Bengawan Solo. (Foto warga Dusun Gendong, Desa Laren for TIMES Indonesia)

Tanah Ambles, Rumah Warga di Tepian Bengawan Solo Rusak

Rumah bahkan tak bisa dihuni sehingga harus mengungsi

img_title
VIVA.co.id
22 September 2019