Komisi I DPR Apresiasi Upaya Pemerintah Bebaskan 4 WNI
VIVA.co.id – Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, mengapresiasi keberhasilan pemerintah membebaskan empat warga negara Indonesia (WNI), yang disandera milisi Abu Sayyaf di Filipina.
Menurut dia, pembebasan empat sandera kali ini berbeda dengan sebelumnya, terhadap 10 awak kapal tunda Brahma 12, yang riuh dengan banyaknya klaim berbagai pihak.
"Pemerintah perbaiki koordinasi dan ditangani menkopolhukam, Kemenlu sebagai ujung tombak. Jadi, ini keberhasilan pemerintah yang pelaksanaannya melibatkan banyak pihak, baik pemerintah Indonesia dan Filipina," kata Mahfudz saat dihubungi, Kamis, 12 Mei 2016.
Politisi PKS ini menambahkan, pembebasan empat sandera tanpa adanya kegaduhan ini membuktikan rasa tanggung jawab pemerintah atas keselamatan warga negaranya di luar negeri.
Mahfudz menolak pendapat bila pemerintah lambat dalam melakukan pembebasan empat sandera, karena sebelumnya juga berhasil membebaskan 10 WNI lainnya.
"Kalau dibandingkan 10 WNI yang awal, empat WNI ini kan jauh lebih cepat. Upaya-upaya diplomasi total pembebasan10 WNI berpengaruh pada pembebasan empat WNI ini," tutur Mahfudz.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memastikan empat WNI sudah berhasil dibebaskan, Rabu, 11 Mei 2016. Pembebasan sandera berhasil dilakukan berkat kerja sama dengan Pemerintah Filipina.
"Alhamdulillah puji syukur pada Allah, akhirnya 4 ABK WNI yang disandera kelompok bersenjata sejak 15 Maret sudah dapat dibebaskan," kata Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 11 Mei 2016.
Saat menyampaikan keterangan pers itu, Presiden didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Rencananya, penyerahan sandera akan dilakukan di Tenggara Pulau Pata, Filipina, atau sekira 15 mil laut dari Filipina. Di lokasi itu, empat sandera akan diserahkan lalu dibawa kembali ke Tarakan, Kalimantan Utara dengan jarak tempuh enam jam perjalanan.
Selanjutnya, mereka akan diterbangkan ke Bandara Internasional Juwata di Tarakan. Setelah itu, baru diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara.