Cerita Ibu Kapten Kapal Hendry yang Dibebaskan Abu Sayyaf
- VIVA.co.id / Muhammad Hary Fauzan (Bekasi)
VIVA.co.id – Gairah hidup Melati Ginting (52), ibunda salah satu korban penyanderaan militan Filipina, dari kelompok Abu Sayyaf, kapten Kapal TB Henry, Moch Ariyanto Misnan (23), sempat meredup dan terasa hampa, saat mendengar kabar anaknya menjadi sandera.
Dijelaskan Melati, di hari-hari menanti pembebasan putranya, dia hanya mampu menyuap tiga sendok nasi.
Namun, seketika nafsu makannya pun kembali seperti sediakala begitu mendengar kabar di saat bersamaan anaknya telah dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf, Rabu 11 Mei 2016, sore hari.
"Tidak tahu kenapa, hari ini saya makan bisa habis satu piring dari biasanya cuma masuk tiga sendok saja ke mulut, semenjak anak saya menjadi sandera beberapa waktu lalu," ucap Melati di rumahnya, di Taman Narogong Indah, Rawalumbu, Kota Bekasi, Rabu 11 Mei 2016 malam tadi.
Menurut Melati, hal ini dianggapnya sebagai firasat seorang ibu kepada anaknya, yang akan segera bertemu setelah sekian lama berpisah dan tanpa bisa berkomunikasi sama sekali.
"Saya sih merasa seperti ada kontak batin saja, enggak tahu kenapa hari ini, bisa lahap makan sampai satu piring habis," kata dia.
Sebelumnya, ibu lima anak ini mengakui, pada saat kabar anaknya disandera oleh perompak Abu Sayyaf di perairan Filipina itu, apapun yang dilakukannya semuanya menjadi terasa tidak enak.
Sama halnya dengan nafsu makannya sehari-hari tersebut. Makanya, setiap hari dirinya merasa lemas dan tak bersemangat.
"Hidup rasanya serba enggak enak, cuma mikirin anak saya di sana diapain?, lemes saja tiap hari, enggak ada semangat. Cuma liatin tv berharap ada berita soal anak saya dibebasin," kata dia.
Kini, dirinya pun masih menunggu kabar selanjutnya, terkait kedatangan anaknya yang kini menjadi tulang punggung keluarganya saat ini, usai suaminya meninggal.
"Malam ditelpon dari perusahaan, anak saya sudah bebas tapi masih di Filipina. Enggak tahu kapan sampai Indonesia," ucap dia.
Dan dengan dibebaskan anaknya itu, diakui Melati, dirinya begitu menghormati dan menghargai usaha semua pihak yang akhirnya dapat menyelamatkan anaknya tersebut.
"Yang pasti, saya ucapkan terimakasih kepada pemerintah, menteri luar negeri, dan Panglima TNI, perusahaan anak saya kerja, dengan jerih payahnya akhirnya anak saya dan kru kapal lainnya dibebaskan dari kelompok Abu Sayyaf," ujarnya.
Dan saat dihubungi pagi ini, diakui Melati, dirinya belum mengetahui pasti tentang kapan anaknyanya sampai ke Indonesia. Karena, malam tadi, perusahaan menghubungi anaknya dan tiga kru kapal TB Henry, masih berada di Filipina.
"Enggak tau kapan belum dapat kabar lagi, saya menunggu di rumah saja," katanya.
Soal perasaannya pagi ini, masih kata Melati, dirinya mengaku masih merasa trauma dan gemetar dengan bebasnya sang anak. "Saya masih trauma, ini juga mau ngadain syukuran belum tahu juga harinya. Nantilah, sambil difikirkan hari baiknya kapan," ujarnya.