Celana Dalam Dicuci, Jejak Pelaku Perkosaan di Manado Raib
- VIVAnews/ Faddy Ravydera
VIVA.co.id – Kepolisian merasa kesulitan dalam mengungkap kasus dugaan pemerkosaan terhadap perempuan berinisial SC (19), gadis asal Manado, yang diperkosa oleh belasan pria. Sebab, ibu korban bernama Rina telat melaporkan kepada pihak Kepolisian saat kejadian tersebut.
"Jadi, yang melaporkan orangtua dia itu pun, setelah empat hari kemudian, juga hal-hal lain sudah dikaburkan, seperti pakaian dalam sudah dicuci dan sebagainya. Jadi ini salah satu yang tidak menguntungkan," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 11 Mei 2016.
Menurut Boy, dalam kasus dugaan pemerkosaan itu pakaian dalam merupakan suatu yang sangat penting untuk dilakukan pemeriksaan secara scientific. Barang bukti ini, yang sampai saat ini belum ditemukan dalam penyidik Kepolisian.
"Padahal, kalau itu ada pakaian dalam diserahkan hari itu juga dia merasa diperkosa itu bisa diteliti. Apakah, ini ada kandungan unsur-unsur sperma dari yang terkait, biasanya itu dicari sampai seperti itu. Nah, hal-hal seperti itu yang kurang mendukung," ujar dia.
Meskibegitu, polisi kata Boy, tetap akan menyelidiki kasus dugaan pemekosaan gadis Manado itu. "Penyidik dari Gorontalo mencari laki laki yang di hotel siapa. Karena dari satu hotel pindah ke hotel lain, apakah ada peristiwa di sini," ujarnya.
Kasus pemerkosaan terhadap SC, membuat heboh beberapa waktu ini. Dalam sebuah laporan Kepolisian yang disampaikan keluarga SC menyebut bahwa korban telah dicekoki narkoba dan dipaksa melayani belasan pria.
Kejadian itu pun membuat korban menjadi trauma, bahkan hingga kini korban kerap ketakutan, atas pemerkosaan yang dialaminya.
Kasus ini juga membuat heboh, lantaran disebutkan ada dua polisi yang ikut diduga terlibat menyetubuhi korban. Hingga kini kasus ini masih dalam penyelidikan Kepolisian setempat. (asp)