Keluarga Awak Kapal Hendry Menangis dengar 4 WNI Bebas
- VIVA.co.id/Muhammad Hary Fauzan
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo Rabu sore tadi menyatakan empat warga negara Indonesia, yang bekerja sebagai awak kapal tunda Hendry, telah dibebaskan setelah disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Namun, kabar menggembirakan ini tampaknya tidak langsung sampai ke pihak keluarga para sandera.
Menurut Melati Ginting, ibu dari Kapten Kapal Tunda Hendry, Moch. Ariyanto Misnan, dia justru baru mendengar kabar anaknya dibebaskan saat hendak diminta tanggapannya oleh VIVA.co.id. Saat dihubungi, Melati mengaku sedang dalam perjalanan pulang dan belum punya rencana menjemput anaknya.
"Sama sekali belum dapat kabar dari kemarin sampai sekarang, ini baru tahu malah," ucap Melati, Rabu 11 Mei 2016.
Setelah mendengar kabar itu, dia pun emosional dan langsung menangis. "Mudah-mudahan anaknya sehat, karena tidak tahu juga di sana diapakan," ungkapnya.
Tak lupa, dia juga mengucapkan rasa syukur dan apresiasi atas upaya pemerintah selama ini untuk membebaskan anaknya. Melati menyadari, proses pembebasan terhadap sandera tidak mudah dilakukan. "Terima kasih atas jerih payah pemerintah, Menlu (Menteri Luar Negeri), dan omnya Ariyanto di TNI AL, karena enggak mudah untuk ambil sandera ini."
Kapal Tunda Hendry dibajak di perairan perbatasan Pulau Mata King, Filipina dengan Pulau Ligitan Tawau Sabah, Malaysia pada 15 April 2016 lalu. Dari 10 awak, 6 diantaranya sudah dilepaskan, dan sisanya disandera. Mereka adalah Moch. Ariyanto Misnan, Lorens MPS, Dede Irfan Hilmi dan Samsir.
(ren)