Penyebab Kapal Karam di Tanjung Aru Kaltim
- ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
VIVA.co.id – Kapal kayu yang tenggelam di perairan Tanjung Aru, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, ternyata bukanlah KM Vega, melainkan KM Putra Iraya. Ini diketahui setelah petugas tim Search and Rescue (SAR) berhasil memiringkan badan kapal yang terbalik.
Diketahui, di hari kedua evakuasi musibah tenggelamnya kapal yang memuat rombongan calon pengantin itu, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tiga jenazah yang ditemukan mengapung.
Menurut Kasie Operasi Kantor SAR Balikpapan, Mujiono, ketiga jenazah tersebut tiba-tiba terapung di sekitar lokasi bangkai kapal. Ketiga korban tewas masing-masing diketahui bernama Mardiana, Umi Kalsum, dan Hafsah.
Kata Mujiono, proses evakuasi pada hari kedua ini rencananya akan dihentikan sementara, lantaran cuaca buruk serta minimnya alat penerangan di sekitar lokasi tenggelamnya kapal KM Putra Iraya. Rencananya upaya evakuasi akan kembali dilakukan besok pagi, Sabtu, 7 Mei 2016. Tim dikatakan bakal melakukan penyelaman ke bawah bangkai Kapal KM Putra Iraya.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resminya menyatakan, kejadian kapal tenggelam yang terjadi di perairan Muara Selangot, terjadi pada Kamis, 5 Mei 2016, pukul 15.00 Wita.
"Hingga saat ini berdasarkan laporan Pusdalops BPBD Kalimantan Timur terdapat empat orang meninggal dunia, empat orang hilang dan 40 orang selamat," kata Sutopo.
Diperkirakan kapal kayu berkapasitas lima ton tersebut kelebihan muatan sehingga tenggelam. Selain itu juga karena perairan dangkal. Kapal kayu dengan kapasitas tersebut umumnya hanya bermuatan 20 orang, namun dinaiki 48 orang termasuk anak-anak.
"Di tengah perjalanan yaitu 12,5 kilometer dari pantai di Perairan Selangot, kapal kandas dan tenggelam. Penumpang segera menyelamatkan diri dengan alat apa adanya. Tidak adanya manifes menyebabkan jumlah penumpang secara pasti masih berbeda-beda. Pendataan masih dilakukan oleh aparat," kata dia.
Penumpang adalah rombongan warga yang akan menghadiri pernikahan berangkat dari Desa Lori di Paser menuju Tanjung Harapan. Mereka menyewa kapal kayu yang sehari-hari digunakan untuk mencari ikan.
"Masyarakat dan nelayan sekitar juga ikut membantu melakukan pencarian korban. Evakuasi saat ini difokuskan pada dua titik," kata dia.
Laporan: Iqbal Abdullah/Balikpapan/tvOne