Waspada Regenerasi Teroris di Tiga Daerah Jawa Timur
- VIVA.co.id/D.A Pitaloka
VIVA.co.id – Pengamat terorisme, Ali Fauzi Manzi, menilai potensi gerakan radikal di Jawa Timur masih mengkhawatirkan. Ia menyebut, tiga daerah yang masih didiami aktivis radikal ekstrem dan melakukan kegiatan radikalnya, termasuk di Kota Surabaya.
"Kalau berbicara potensi radikalisme berarti berbicara regenerasi. Karena mereka akan mati jika sudah tidak ada lagi generasi," kata Ali Fauzi saat dihubungi VIVA.co.id melalui sambungan telepon pada Kamis, 5 Mei 2016.
Mantan instruktur bom Jamaah Islamiyah (JI) Wakalah Jawa Timur itu menerangkan, kegiatan regenerasi oleh kelompok radikal di provinsi tersebut hingga kini masih berjalan. "Malang, Lamongan, Surabaya, cukup potensi (adanya gerakan radikal)," tandas Ali Fauzi.
Dihubungi terpisah, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, Soubar Isman, menjelaskan telah melakukan survey di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur terkait potensi suburnya radikalisme. Survey dilakukan bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Survey dilakukan, di antaranya, di Sidoarjo, Gresik, Sumenep, Pasuruan, Malang Kota dan Kabupaten Lamongan, Tuban, Blitar, Tulungagung, dan Banyuwangi. Hasilnya, ada delapan daerah di Jawa Timur berpotensi disusupi gerakan radikal dan teroris.
"Kami punya data daerah-daerah di Jatim yang berpotensi tumbuhnya radikalisme. Tapi maaf kami tidak bisa membuka karena survey yang kami lakukan bersifat pencegahan terorisme. Jadi sifatnya rahasia," kata Soubar di acara pelatihan pedoman peliputan terorisme di Hotel Utami di Sidoarjo, Rabu, 4 Mei 2016.
Memang, beberapa kali Densus 88 Mabes Polri melakukan penggerebekan terduga teroris di Jatim beberapa bulan lalu. Terakhir penggerebekan dilakukan di Mojokerto dan Driyorejo, Gresik, pada Desember 2015 lalu. Tiga terduga teroris diamankan di Mojokerto, sementara satu orang diamankan di Gresik.
(ren)