Bujuk Ratusan Anak Papua Kuliah, Tim Ini Rela Naik Gunung

Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Papua Tolak Referendum
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Upaya pemerintah untuk pemerataan pendidikan tidaklah mudah. Padahal pemerintah telah menyediakan berbagai program seperti afirmasi pendidikan tinggi (ADik) bagi anak bangsa dari yang berdomisili di daerah Terdepan, Terluar, Terpencil (3T) seperti daerah

Hercules Siap Angkut Mahasiswa Papua kembali ke Tempat Studinya

Hal ini diakui anggota Tim Kelompok Kerja (Pokja) yang juga merupakan salah satu kreator program Bidikmisi dan ADik, Andi Ilham Mahmud. Pria itu terlibat dalam perintisan program tersebut sejak 2012.

"Pak Menteri kasih target rekrut anak Papua 500 orang dan kami belum punya mekanisme sama sekali. Jadi pergi lah kami ke Papua berhari-hari, cari yang mau sekolah," kata Ilham di kampus Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu 4 Mei 2016.

Kecelakaan di Tuban, Polisi Beri Perhatian Khusus Mahasiswa Papua

Setelah melakukan perjalanan panjang, akhirnya tim tersebut menemukan 200 yang mau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan semangat maka tim berangkat ke Jakarta.

"Pulang ke Jakarta cuma dapat 200. Kata pak Dirjen, ‘Tidak. Cari sampai dapat’. Kami kembali lagi ke Papua, naik ke Pegunungan Bintang, Merauke, Sarmi dan wilayah pedalaman lain di Papua hingga akhirnya menemukan," ungkapnya.

Rusuh Papua, Massa Bakar Restoran Wong Solo Sorong

Namun perjalanan ini bukan hal yang mudah. Ilham mengatakan perlu sentuhan khusus bagi anak-anak Papua agar mampu beradaptasi dengan lingkungan baru di universitas.  

"Urus (program) afirmasi ini memang beda dengan mahasiswa lain. Pertama, secara mental mereka belum siap. Ini karena masih buruknya sarana prasarana pendidikan, termasuk guru. Selain itu ada masalah geografis. Mereka sudah bersemangat sekolah tapi harus manjat gunung, jalan berkilometer untuk sekolah," tuturnya.

Bersemangat

Pendampingan putra-putri Papua yang mendapat program ini dilakukan sekitar enam bulan. "Di sini pemerintah hadir agar mereka dapat bersaing dengan mahasiswa lain," ucapnya.

Pengajar di Kampus Universitas Hasanudin, Makasar ini merasa perjuangannya mencari anak-anak Papua sejak 2012 akhirnya berbuah hasil. Setelah empat orang anak Papua dan Papua Barat, pada hari ini diwisuda dengan gelar S1 di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Utara.

Para mahasiswa Papua dan Papua Barat yang diwisuda itu adalah Yulius Gobay asal Timika dan Menius Nabyal asal Pegunungan Bintang dengan gelar Sarjana Teknik dari Fakultas Teknik Sipil. Selain itu, ada dua pemuda asal Timika yaitu Erikson F Demetouw dan Stevanus Obagame, dengan gelar sarjana Administrasi Publik (SAP) dari Program Administrasi Publik.

Dengan wisuda ini, Ilham mengaku bersemangat kembali membantu anak-anak Papua untuk bisa melanjutkan pendidikan ke Universitas. "Kita ini seperti di-charge lagi, setelah sempat sangat lelah. 2019 ditargetkan 3500 peserta ADik. Kalau support pemerintah seperti itu dan kita mau sadar terus untuk bantu anak-anak ini, persoalan bangsa bisa kita selesaikan," katanya.

 

Albert Ali Kabiyai

Sempat Eksodus, Sejumlah Mahasiswa Papua Kembali ke Jawa

Para pemuda Papua itu didampingi tokoh daerahnya.

img_title
VIVA.co.id
3 Oktober 2019