Posisi Kelompok Abu Sayyaf Penyandera 4 WNI Belum Terdeteksi
- VIVA.co.id/Muhammad Hary Fauzan
VIVA.co.id – Upaya pembebasan terhadap empat warga negara Indonesia yang masih disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina masih terus dilakukan.
Sejauh ini, meski negosiator sandera Kivlan Sen mengaku pernah bertemu dengan empat WNI yang telah disandera, namun pemerintah mengaku belum bisa melacak keberadaan posisi kelompok penyanderanya.
"Kita belum tahu posisi terakhir mereka (teroris Abu Sayyaf), sampai tadi malam (kita belum tahu)," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan di Semarang, Selasa, 3 Mei 2016.
Luhut mengaku tetap berharap proses pembebasan empat sandera tersebut dapat berjalan baik seperti pembebasan 10 WNI sebelumnya pada Minggu 1 Mei 2016.
"Kita berharap penanganannya juga bisa baik, walaupun masalahnya juga tidak sederhana," katanya.
Disinggung terkait kemungkinan pembayaran tebusan, Luhut langsung membantah. Ia memastikan bahwa sedapat mungkin tidak ada negosiasi tebusan dari pemerintah.
"Pemerintah tidak dalam posisi untuk bicara tebusan-tebusan (ke Abu Sayyaf)," kata Luhut.
Pada Jumat 15 April 2016, sebelumnya dilaporkan ada pembajakan kapal milik TB Hendry di perairan yang berada di perbatasan Pulau Mata King Filipina dengan Pulau Ligitan Tawau Sabah Malaysia.
Saat kejadian itu, 10 anak buah kapal dibajak. Enam orang berhasil selamat dan sisanya diculik oleh pembajak. Kejadian ini juga menyebabkan seorang awak terluka karena terkena tembakan.
Berikut identitas awak kapal TB Hendry yang dibajak kelompok Abu Sayyaf pada pertengahan April lalu.
Korban Diculik:
1. Moch Ariyanto Misnan
2. Lorens MPS
3. Dede Irfan Hilmi
4. Samsir
Korban Selamat:
5. Lambos Simanungkalit (tertembak)
6. Yohannis Serang
7. Sembara Oktapian
8. Leonard Bastian
9. Rohaidi
10. Royke Fransy Montolalu
(mus)