Kisah Haru Sandera Abu Syayyaf Saat Jadi Tawanan
VIVA.co.id - Wendi Rakhadian, seorang dari sepuluh warga Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf dan telah dibebaskan, pulang ke rumahnya di Padang, Sumatera Barat, pada Selasa, 3 Mei 2016. Wendi tiba di Padang setelah menjalani pemeriksaan kesehatan di Jakarta, selepas dia dan rekan kerjanya dibebaskan pada Minggu, 1 Mei 2016.
Kedatangan Wendi Rakhadian disambut ayah dan ibunya, Aidil dan Asmizar, di Bandara Internasional Minangkabau. Turut menyambut Wendi sejumlah pejabat pemerintah daerah setempat, di antaranya, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit; Wali kota Padang, Mahyeldi Ansyarullah, dan Wakil Wali Kota Padang, Emzalmi.
Di luar bandara, puluhan kerabat dan para tetangga yang ikut menjemput dan sudah menunggu di pintu terminal kedatangan langsung mengerubungi Wendi. Dia terlihat masih letih dan agak kurus.
Wendi langsung dibawa ke rumahnya dengan mobil dinas Wakil Wali Kota Padang. Sesampai di rumah, puluhan warga lain juga sudah menanti kedatangannya. Rumahnya pun disesaki para tamu yang ingin melihat langsung Wendi.
Wendi mengaku diperlakukan baik selama 36 hari ditawan kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. “Kami diperlakukan dengan baik oleh mereka sehingga tidak merasa takut atau khawatir. Selama di sana tidak ada yang bisa kita lakukan selain menanti pembebasan,” ujarnya.
Menurutnya, selama di sana, soal makan tidak ada masalah. “Jika mereka makan, kami juga makan. Jika tak ada makanan, kami semua juga tak makan,” Wendi menambahkan.
Dia berterus terang tak ada perlakuan kasar dari para penyandera kepadanya dan teman-temannya. Dia dan sembilan orang lainnya hanya disekap di sebuah pulau setelah kapal mereka dicegat di tengah laut.
Ayah dan ibu, Wendi Aidil dan Asmizar, tak henti berucap syukur saat putra sulungnya sudah berada di rumah bersama mereka lagi. Meski sempat menjadi sandera, Aidil tidak akan melarang anaknya untuk berlayar lagi, tapi tidak untuk berlayar ke luar negeri, terutama ke perairan Filipina.
Wakil Gubernur Nasrul Abi, yang ikut menjemput dan mengantar Wendi sampai di rumahnya, berterima kasih kepada pemerintah pusat, TNI, dan segenap unsur yang turut membantu bernegosiasi sehingga Wendi bisa bebas.
“Terima kasih kepada Presiden, Kemenlu, Panglima TNI, yang telah membebaskan sandera dengan tidak membayar tebusan, hanya dengan lobi-lobi diplomatis, seperti Pak Kivlan Zein (Mayor Jenderal purnawirawan Kivlan Zen, mantan Kepala Kostrad), yang ikut melakukan pelobian di Filipina,” ujar Wakil Gubernur.