Kisah Romantis Sandera ABK dengan Seorang Guru
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Kisah pembebasan 10 anak buah kapal (ABK) Tugboat Brahma 12 masih menjadi pembicaraan, termasuk di daerah asal para ABK seperti di Sulawesi Utara.
Yang menarik disampaikan Sofitje Salemburung, ibunda dari nakhoda Peter Tonsen Barahama yang sangat mencintai kekasihnya. Dia menceritakan saat Peter tiba di Jakarta, Minggu 1 Mei 2016, bukan dia dan suaminya yang dihubungi pertama kali melainkan sang kekasih.
"Ya saat Peter tiba di Jakarta dari Filipina, bukan saya dan ayahnya yang dihubungi tapi kekasihnya yang ada di Sangihe," ujar Sofitje di Manado, Sulawesi Utara, Selasa 3 Mei 2016.
Bukan apa-apa, pasalnya yang diingat dan dihafal Peter ternyata cuma nomor telepon sang kekasih.
"Handphone Peter disita perompak. Nomor kami ada di HP-nya tapi karena diambil Abu Sayyaf, hilang semua nomor HP dan dia hanya ingat nomor pacarnya," imbuh pensiunan guru ini.
Sofitje menyebutkan bahwa kekasih Peter tersebut adalah seorang guru di Sangihe. Mereka sudah bertunangan sejak tahun 2013 lalu.Â
"Rencana memang mereka ingin segera menikah. Peter naik kapal, itu salah satu alasannya ingin cari uang untuk menikah," katanya.
Dia berharap setelah kejadian penyanderaan ini hubungan Peter dan kekasihnya makin erat.Â
"Kalau ingin menikah, sebagai orangtua kami mendukung. Tapi terserah kepada mereka berdua saja yang mengatur," kata Sofitje.
Â