Ribuan Mahasiswa UGM Demo, Rektor Sebut Hanya Latihan

Demo mahasiswa UGM.
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita

VIVA.co.id – Ribuan mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menggelar aksi demo di halaman Utara Gedung Pusat Kampus, Senin 2 Mei 2016. Aksi para mahasiswa ini mendapat dukungan dari kalangan Tenaga Kependidikan (Tendik) Universitas Gadjah Mada, yang sampai saat ini masih memperjuangkan pencairan tunjangan kinerja untuk 18 bulan.

Cara Polda DIY agar Demo Mahasiswa Tak Berujung Ricuh

Aksi para mahasiswa ini dimulai dari gedung pusat sebelah Timur, kemudian bergerak menuju halaman Utara. Namun, kehadiran para demonstran ini sempat terhambat, karena Balairung yang ada di Sayap Utara gedung pusat sedang digunakan untuk kegiatan resmi.

Setelah menunggu hampir dua jam, akhirnya para mahasiswa itu bergerak menuju halaman Utara dan kemudian masuk ke dalam Balairung.

Demonstrasi Santai ala Milenial

Rektor Profesor Dr Dwikorita Karnawati yang sedang memimpin acara menyatakan, aksi itu sebagai bagian untuk pendidikan politik mahasiswa.

Pernyataan itu diulangi saat wartawan mewawancarainya. Dwikorita mengemukakan, demo ribuan mahasiswa itu merupakan gladi bagi mahasiswa.

Reformasi dalam Bahaya, Mahasiswa Bergerak Serentak

“Ini merupakan latihan, bagaimana mahasiswa itu memilih isu, menggalang massa, memprovokasi dan mengadvokasi. Ini bagian dari pendidikan dan ini adalah simulasi,” kata Dwikorita

Namun, hal itu dibantah oleh salah satu koordinator lapangan, Umar Abdul Aziz. Menurut dia, demo yang digelar ini sama sekali bukan inisiatif rektor dan bukan pula simulasi atau gladi.

Para mahasiswa, ujarnya, sangat menyayangkan pernyataan rektor bahwa aksi itu adalah simulasi.

Menurut dia, para mahasiswa yang demo memperjuangkan beberapa hal, salah satunya pencairan tunjangan kinerja para karyawan, yang kini tidak jelas kelanjutanya.

Dijelaskannya, tunjangan kinerja itu telah ditiadakan sama sekali. Bahkan, yang seharusnya dibayar pun tidak lagi cair.

“Masih ada sisa yang belum dicairkan, yakni selama 18 bulan,” katanya.

Selain itu, para mahasiswa juga menuntut agar UGM tidak menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta tidak menggusur para pedagang kaki lima yang kini menempati sisi Timur kampus, yang dikenal sebagai kawasan Bonbin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya