Usung Negara Islam, Muktamar Hizbut Tahrir Diprotes GP Ansor
- VIVA/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Muktamar Tokoh Umat (MTU) yang digelar oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Jawa Timur mendapat protes dari Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama. Penyebabnya, kegiatan itu mengusung ide untuk pembentukan negara Islam atau khilafah.
Di Surabaya, MTU akan digelar HTI di Sibec Convention Hall ITC pada Minggu, 1 Mei 2016. Menyambut itu, sejak beberapa hari lalu beberapa spanduk bersimbol HTI bertebaran di sejumlah titik di Surabaya.
Isi spanduk, di antaranya, “Wujudkan Islam Kaffah dengan Syariah dan Khilafah”. Di bagian bawah spanduk bertulis tagar Islam Rahmatan Lil Alamin.
Nah, kata “khilafah” di spanduk itulah yang memunculkan reaksi dari sejumlah elemen masyarakat, terutama di kalangan aktivis NU. Kata “khilafah” dinilai mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tuntutan pembubaran acara HTI itu pun diserukan Ansor NU dan aktivis muda NU, di dunia maya maupun nyata.
Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jatim, Rudi Tri Wahid, menyesalkan sikap pemerintah yang membiarkan HTI menggelar muktamar dengan usungan ide khilafah itu.
"Mestinya pemerintah tegas dengan berbagai paham yang mengancam konsensus nasional NKRI," ujarnya, Minggu 1 Mei 2016.
Dia menjelaskan, sejak lama HTI menggaungkan ide khilafah sebagai bentuk negara di Bumi Pertiwi. Ini, menurut dia, mengancam NKRI yang berasaskan Pancasila. "Tapi, pemerintah malah mengeluarkan izin perkumpulan organisasi HTI," kata Rudy.
Ansor, lanjut dia, akan tetap melakukan ikhtiar untuk mengingatkan pemerintah dan elemen masyarakat agar waspada terhadap keberadaan kelompok dan paham apa pun yang mengancam NKRI.
"GP Ansor akan selalu memperjuangkan, mengawal, menjaga, dan memperkuat konsensus nasional itu (NKRI dan Pancasila) agar bangsa dan negara ini ada perekatnya, tidak bubar," katanya.
Pimpinan HTI Jawa Timur belum bisa dikonfirmasi soal itu. Bagian Sekretariat HTI Jatim, Saifuddin Zuhri, mengakui adanya protes dari sejumlah elemen, terutama aktivis NU, terhadap Muktamar Tokoh Umat yang dilaksanakan organisasinya itu.
"Tidak ada masalah," katanya, Sabtu malam, 30 April 2016.