Aksi Usil Teman Sekolah Berujung Kelumpuhan
- Dwi Royanto / VIVA.co.id
VIVA.co.id – Mata Indah Cahyani siang itu tampak berkaca-kaca. Tak biasanya rumah kayu tempatnya tinggal bersama suami dan anaknya ramai didatangi banyak orang. Salah satu di antaranya adalah Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Indah adalah ibu dari Ana Amelia (9), bocah yang kini menderita sakit lumpuh akibat jatuh terduduk. Hal itu karena ulah iseng teman-teman sekelasnya di SDN Mangkang Wetan II Semarang pada 31 Maret 2016 lalu.
Kedatangan pria yang akrab Hendi itu adalah untuk mengetahui kondisi Ana yang kini terpaksa terbaring di tempat tidur karena kondisinya yang kian memprihatinkan.
Tak memungkiri rasa sedihnya, Indah sang ibu menceritakan ihwal sakit lumpuh yang dialami sang anak. Peristiwa tragis itu bermula saat Ana dan teman-teman di kelasnya tengah bercanda saling ejek. Ulah usil temannnya yang menarik bangku Ana membuatnya  terjatuh di lantai dengan posisi terduduk.
"Setelah kejadian itu anak saya masih sempat bermain dan bersekolah. Tapi pada 4 April 2016 setelah pulang sekolah, ia mulai lemas tidak dapat menggerakkan badannya, " kata Indah kepada Hendi di rumahnya di jalan Gotong Royong RT 01/03, Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu, Semarang, Sabtu, 30 April 2016.
Melihat kejanggalan kesehatan Ana, pihak keluarga lantas membawa Ana ke Rumah Sakit Tugurejo yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Kariadi Semarang karena harus menjalani rawat inap. Berdasarkan keterangan medis pihak rumah sakit Ana mengalami kelumpuha, gangguan saraf akibat benturan pada tulang ekornya.
Tapi setelah menjalani perawatan selama sekitar 11 hari, pihak rumah sakit menyarankan kepada keluarga untuk melakukan rawat jalan terhadap Ana yang sakit lumpuh. Sejak saat itu, keluarga  hanya bisa pasrah. Terlebih kondisi ekonomi yang dialami pasangan Tukiran dan Indah ini terbilang kurang mampu.
Ketika diajak berbicara Wali Kota, Ana tak berbicara apa-apa. Bocah kecil dengan rambut sebahu itu hanya merespons omongan Hendi dengan tersenyum.Â
"Bu, putri ibu saya bawa ke Rumah Sakit Ketileng Semarang purun njeh? Mangke biayanipun pemerintah sing nanggung (mau ya? Nanti biayanya pemerintah yang tanggung). Pak Camat tolong nanti diantar," kata Hendi.
Hendi pun terus meyakinkan Indah yang kala itu seperti tak percaya anaknya akan dibantu pemerintah setempat. Setelah diberikan pengertian Indah akhirnya setuju untuk anaknya dibawa kembali ke rumah sakit dengan biaya pemerintah.Â
"Purun njeh bu? Nanti di sana diterapi. Kasihan Ana masih kecil," kata Politisi PDI Perjuangan itu.
Dalam kesempatan tersebut Hendi menyatakan keprihatinannya. Hendi mengharapkan agar kejadian Ana yang diakibatkan oleh ulah iseng teman sekelasnya tidak terulang kembali.Â
"Setelah kejadian ini, saya berkali-kali mengingatkan bahwa bercanda ada batasnya dan jangan sampai terulang lagi. Kepada guru-guru di sekolah juga harus memperketat pengawasan kepada para peserta didiknya," tutur dia.