Bahas Abu Sayyaf, Tiga Negara Akan Bertemu di Jakarta
- VIVA.co.id/Rebecca Reiffi Georgina
VIVA.co.id - Pemerintah Indonesia masih terus berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Filipina mengenai 10 Anak Buah Kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia yang disandera oleh militan Abu Sayyaf sejak akhir Maret lalu. Hingga kini, para korban itu belum diketahui nasibnya.
"Terkait dengan kondisi WNI, sejak awal kami sudah meminta bantuan pemerintah Filipina untuk menangani persoalan ini," kata Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, A.M Fachir, saat ditemui di Gedung Kemlu, Jakarta, Sabtu, 30 April 2016.
Fachir menegaskan bahwa Menlu RI selalu berkomunikasi dengan Menlu Filipina untuk berbagai perkembangan. "Tentu saja dalam pelaksanaannya kita menerima update dari Filipina," ujar Fachir.
Fachir mengemukakan bahwa Indonesia, Filipina, dan Malaysia akan kembali membahas kerja sama militer pada 5 Mei mendatang. Ketiga Menlu dan Panglima masing-masing negara akan bertemu di Jakarta.
Seperti diketahui, Indonesia dikejutkan dengan adanya pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
Saat dibajak, kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan), dan tidak diketahui persis kapan kapal dibajak. Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf. (ase)