Din Minimi Ditinju Orang yang Pernah Disanderanya
- VIVA.co.id/ Zulkarnaini
VIVA.co.id - Nama Nurdin Ismail alias Din Minimi kembali mencuat. Kali ini bukan karena perlawanannya dengan mengangkat senjata atau pun permohonan amnesti yang sedang ia tunggu dari pemerintah, tapi karena tinju seseorang.
Din Minimi dipukul Ridwan, seorang korban penculikan Din Minimi saat masih bergerilya di hutan. Warga Teupin Nyareng, Kecamatan Idi Rayek, Aceh Timur, itu baru dibebaskan setelah membayar tebusan Rp60 juta kepada Din Minimi dan kawan-kawan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA.co.id, pemukulan terjadi saat Din Minimi baru saja usai menonton pertandingan sepak bola. Turnamen yang digelar Komite Peralihan Aceh di Gampong Tanoh Abe, Kecamatan Idi Rayek, Rabu sore, 27 April 2016.
Seusai pertandingan, Din Minimi dihampiri Ridwan. Mantan sanderanya itu meminta kembali tebusan yang pernah ia berikan sebesar Rp60 juta. Din Minimi yang tak menyangka kehadiran Ridwan, mengatakan, akan membayar uang Ridwan setelah dia sukses.
Mendapati jawaban itu, Ridwan kemudian melayangkan tinjunya ke wajah Din Minimi. Warga yang menyaksikan pertengkaran itu kemudian melerai mereka. Beberapa saat kemudian, Ridwan dan Din Minimi membuat laporan kepada Kepolisian. Din Minimi mengadu ke Markas Polres Aceh Timur, sementara Ridwan mendatangi Polsek setempat.
Kepolisian membenarkan kejadian tersebut. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Timur, Ajun Komisaris Polisi Budi Nasuha Waruwu, mengatakan bahwa petugas telah menerima laporan dari Din Minimi. Laporan itu sedang diproses.
“Kita sedang menunggu hasil visum. Terkait kasus ini nanti juga kita periksa saksi-saksi yang melihat kejadian pemukulan itu,” ujar Budi Nasuha pada Kamis, 28 April 2016.
Nurdin Ismail alias Din Minimi, pemimpin kelompok bersenjata di Aceh, mengakhiri konfrontasi atau pemberontakannya terhadap pemerintah Aceh pada 28 Desember 2015.
Ia menyerah setelah dibujuk Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso. Orang nomor satu di BIN itu menjemput Din Minimi yang kala itu sedang bergerilya di hutan. Kelompok Din Minimi juga menyerahkan semua senjata yang digunakan selama melakukan perlawanan.