Kisah Awal Irfan Maulana Jadi Anak Buah Teroris Santoso
- VIVA/Abdullah Hamman
VIVA.co.id – Pihak kepolisian memastikan Irfan Maulana, alias Akil, alias papa Kembar, anggota kelompok teroris Santoso, yang menyerahkan diri kepada aparat keamanan, hingga saat ini dalam keadaan sehat. Akil dipastikan mendapat perlakuan baik, dan dalam penanganan hukum yang sesuai.
Dari hasil pemeriksaan terhadap Irfan Maulana alias Akil, yang selama ini menjadi target perburuan aparat keamanan, ia diketahui telah bergabung dengan kelompok Santoso hampir satu tahun lamanya.
Semula Irfan berkeyakinan akan turut berjihad dalam kelompok itu. Ia pun bergabung setelah direkrut oleh Dodo alias Ponda, navigator tim Santoso melalui jejaring sosial Facebook. Namun, setelah bergabung, Irfan mendapatkan kenyataan berbeda.
Selama ini, ia bersama pimpinannya Santoso, menjadi perburuan aparat keamanan. Kelompok Santoso bergerilya masuk hutan. Dalam perburuan aparat keamanaan gabungan TNI dan Polri dalam Operasi Tinombala, di wilayah pegunungan Lore, Akil terpisah dari kelompok Santoso.
Kemudian, Akil kembali ke wilayah Poso Pesisir melalui pegunungan Biru dan mendatangi rumah mertuanya di dusun Ratalemba, yang di kenal dengan nama Tamanjeka, desa Masani. Kepada bapak mertuanya, Akil menyatakan keinginan untuk menyerahkan diri, karena berbagai alasan.
Di antaranya, ia telah menyadari selama bergabung dengan Santoso, tidak ada tujuan hidup yang pasti. Dia pun menyesal dan ingin menjalani kehidupan normal bersama keluarganya.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, Akil saat ini sedang dalam keadaan sehat, dan diperlakukan secara baik. Dalam kelompok Santoso, dia bertindak sebagai pencari logistik.
“Sampai saat ini yang bersangkutan dalam penanganan Satgas dan dalam keadaan sehat. Karena sebagaimana diketahui bahwa Operasi Tinombala adalah operasi penegakan hukum. Mereka mendapat perlakuan sesuai dengan hukum, dalam arti bahwa hak asasi manusia tetap diperhatikan, sehingga dalam penanganannya adalah sesuai dengan ketentuan hukum,” ujar Kabid Humas Polda Sulteng, AKPB Hari Suprapto.
Saat ini, Irfan
Maulana alias Akil sedang menjalani proses penanganan hukum. Berdasarkan keterangan yang diperoleh darinya, ia bergabung beberapa hari usai perayaan Haria Raya Idul Fitri 2015 silam. Berdasarkan panduan dari akun Facebook, ia diarahkan untuk naik ke kebun di atas Tamanjeka, dan nantinya akan dijemput oleh Romji, Yudha alias Tiger dan Farel.
Akil selajutnya dibawa ke kamp Tadrib (pelatihan) di hutan pegunungan wilayah desa Kilo, kecamatan Poso Pesisir. Ia sempat dicurigasi sebagai anggota intel dan dianggap sebagai mata-mata Densus 88. Ia pun diinterogasi oleh anggota kelompok Santoso. Setelah diyakini bahwa ia benar akan bergabung dan menjadi pengikut Santoso, barulah ia dilepas dan turut bersama-sama anggota kelompok lainnya.
Sebelumnya, empat orang anggota Santoso telah berhasil ditangkap dalam keadaan hidup, di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Mereka semuanya masuk dalam daftar percarian orang (DPO) untuk kasus tindak pidana terorisme. Dua orang diantaranya ditangkap di wilayah kecamatan Lore, sedangkan dua orang lainnya di tangkap di wilayah kecamatan Poso Pesisir Selatan.
Laporan: Mitha Meinansi/Poso